JAKARTA - 5 tokoh muda islam dari Australia menyambangi Ekselensia Indonesia (SMART) Dompet Dhuafa.

Mereka datang ingin melihat dan sekaligus belajar bagaimana cara pengelolaan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) di sekolah yang didirikan oleh Dompet Dhuafa ini.

Lima orang tokoh muda muslim tersebut adalah Zeinab Mourad, Nasim Zereka, Rabiha Ibrahim, Sajid Bokhari, dan Ruqaya Almirgani. Kelima tokoh tersebut berasal dari berbagai latar belakang, namun kesemuanya memiliki aktivitas sosial di dunia keislaman yang layak diapresiasi.

Menurut Supervisor Markom Dompet Dhuafa Pendidikan, Nurhayati Rospita Sari, mereka merupakan peserta dari program Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) 2019 yang diinisiasi oleh Australia-Indonesia Institute (AII), Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

"Mereka tidak hanya hendak mengunjungi SMART saja, namun kawasan Zona Madina dimana Dompet Dhuafa melakukan program pemberdayaan masyarakat yang terpadu," ujarnya kepada GoNews.co, Minggu (10/2/2019) melalui siaran persnya.

Selain melihat program pendidikan di SMART kata dia, para tokoh muda muslim delegasi AIMEP tersebut juga mengunjungi RS Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa untuk melihat program kesehatan.

Kelimannya, disambut oleh keluarga besar Dompet Dhuafa dengan penuh keakraban. Selain sharing session, para delegasi juga diajak untuk melihat secara langsung bentuk pengelolaan pendidikan dan kesehatan yang sudah berhasil dilakukan oleh Dompet Dhuafa, dengan touring ke rumah sakit RST juga sekolah dan asrama SMART. Kunjungan yang dimulai pukul 09.00 ini berakhir sekitar pukul 11.30 WIB.

"Kunjungan ini dimaksudkan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran dari para delegasi AIMEP tentang sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan berbasis filantropi dan pengelolaan ZISWAF yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa," terangnya.

AIMEP sendiri merupakan program rutin yang dilaksanakan setiap tahun sejak 2002. AIMEP mengirimkan para delegasi terpilih yang terdiri dari tokoh-tokoh muda muslim, guru-guru dan kalangan muda muslim lainnya yang dianggap memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat di kedua negara (Australia dan Indonesia).***