PEKANBARU - Berjalan pincang setelah mendapat dua tembakan di kaki kanannya karena melawan saat akan ditangkap di Hotel Pangeran Pekanbaru, Jumat (7/7/2017) lalu. LN (42) yang merupakan otak komplotan spesialis pencuri modus mengganjal mesin ATM mengaku sudah setahun melakukan aksinya.

"Sudah sejak tahun 2016, ikut dengan teman (mencuri modus ganjal mesin ATM)," ujar LN yang juga merupakan wartawan gadungan ini saat ekspos pengungkapan kasus di Mapolresta Pekanbaru, Selasa (11/7/2017) siang.

LN pun bercerita, menjadi otak komplotan aksi pencurian modus mengganjal mesin ATM. Ia berperan untuk mengalihkan perhatian korban dan mengintip pin ATM korban, setelah kartu ATM korban ditukar oleh rekannya WD (40).

"Waktu korban tak bisa masukkan kartu ATM, saya datang pura-pura membantu dan menukar kartu ATM korban dengan kartu ATM yang sudah tidak terpakai. Kemudian korban diarahkan untuk memasukkan pin ATM," terangnya.

Sementara itu, WD yang berperan mengganjal mesin ATM, mengaku jika Ia memperlajari modus kejahatan seperti itu dari rekannya yang berada di Jakarta yang kemudian dilakukannya di Pekanbaru.

Sedangkan untuk kartu ATM yang sudah tidak terpakai yang digunakan untuk mengecoh korbannya, diperoleh dari sejumlah ATM yang berada di dalam swalayan, seperti Indomaret.

"Dapatkan kartu ATM palsu, kita datang ke ATM yang ada di swalayan seperti Indomaret. Di sana, nanti mengaku sebagai keluarga yang kartu ATM tertelan di sana dan juga bekerjasama dengan pencopet," ungkapnya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, para pelaku komplotan spesialis pencuri modus mengganjal mesin ATM ini dijerat dengan pasal 363 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.***