PEKANBARU - Pembangunan Universitas Yatim ASEAN yang dibangun di Jalan Garuda Sakti kilometer 12, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, akan dimulai besok, Sabtu (24/8/2019). Pemerintah Arab Saudi siap membantu pembangunan universitas khusus anak yatim piatu dan anak dhuafa pertama yang dibangun di Indonesia dan pertama di Asia Tenggara itu.

Adapun universitas tersebut akan dibangun di lahan seluas 100 hektar dengan anggaran sekitar Rp13 miliar. Lahan dan anggaran pembangunan universitas tersebut dari beberapa wakif yang mewakafkan tanah dan uangnya untuk Universitas Yatim ASEAN.

Pemerintah Arab Saudi melalui utusannya, yakni staf ahli Menteri Agama, akan mengikuti kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Universitas Yatim ASEAN di Kabupaten Kampar, besok. Dalam kegiatan tersebut, juga akan diikuti langsung oleh Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi.

"Dengan rencana pembangunan universitas yatim dan dhuafa di Riau tersebut, pemerintah Arab Saudi ingin memberikan bantuan. Untuk itu, Menteri Agama Arab Saudi mengutus staff nya untuk mengikuti kegiatan itu. Karena menurut mereka, kegiatan ini sangat mulia sehingga mereka juga akan memberikan bantuan," kata Syamsuar kepada GoRiau.com usai menerima kedatangan staf ahli menteri, Jumat (23/8/2019).

Usai kegiatan peletakan batu pertama tersebut, lanjut Gubri, dilokasi tersebut juga akan dilakukan pembukaan gerakan wakaf untuk membantu pembangunan universitas gratis bagi anak yatim dan dhuafa tersebut. Dengan gerakan itu, pihaknya berharap akan banyak masyarakat yang ikut berwakaf.

"Momen ini bisa dijadikan masyarakat untuk beribadah dengan memberikan wakaf guna pembangunan universitas yatim. Karena orang-orang yang memelihara anak yatim ini balasannya surga," ujarnya.

Dilanjutkan Syamsuar, bahwa nantinya universitas yatim dan dhuafa ini juga bisa digunakan untuk menuntut ilmu mahasiswa dari luar provinsi Riau. Karena, penggagas pembangunan universitas ini juga terdiri dari beberapa daerah di Asia tenggara seperti Malaysia.

"Saya pikir mahasiswa nya tidak hanya dari Riau atau Indonesia saja, tapi juga bisa dari mahasiswa negara lain yang ada di Asia," sebutnya.

Ketua Yayasan Wakaf Anak Yatim dan Miskin (Yawatim) Riau, sebagai inisiator pembangunan universitas Yatim di Riau, Ahmad Chodiri mengatakan, perencanaan pembangunan Universitas Anak Yatim dan Kaum Dhuafa akan berdiri di atas lahan sepehuhnya hasil wakaf oleh H Hasyim Jamadi, mantan pejabat Pemprov Riau. Adapun dana yang diperlukan untuk tahap awal pembangunan universitas ini yakni Rp13 miliar.

"Dana ini sudah disiapkan melalui beberapa orang yang telah mewakafkan untuk pembangunan universitas tersebut. Namun pihak panitia juga masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin ikut berwakaf guna keperluan pembangunan sarana pendukung lainnya," katanya.

Presiden Yawatim ASEAN Dato Prof Dr Tengku Mahmud Bin Mansor mengutarakan, kampus ini memang disiapkan bagi anak-anak yatim dan anak miskin dari seluruh wilayah Indonesia dan Asia Tenggara. Universitas ini memiliki konsep pendidikan terintegrasi (integrated campus) yang memiliki banyak keunggulan.

"Universitas ini rencananya akan memiliki ruang kuliah yang representatif, kurikulum yang modern hingga laboratorium tempat anak-anak magang kerja. Juga dosen pengajar yang berkualitas termasuk asrama bagi mahasiswa/i," ujar Tengku Mahmud.

Tengku Mahmud mengingatkan, bahwa menjadi yatim adalah suatu ketentuan dari Allah. Tidak perlu ada yang disalahkan ketika orangtua (ayah atau ibu atau keduanya) meninggal dunia saat anak-anak masih berusia belia. Yang perlu dilakukan masyarakat adalah bersama-sama membantu anak yatim. Tidak hanya soal makan, tempat tinggal dan kebutuhan primer lainnya, tetapi juga soal pendidikan.

"Universitas Yatim ASEAN adalah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap anak-anak yatim dan dhuafa di Indonesia dan Asia Tenggara," jelas Tengku Mahmud. ***