PEKANBARU - Mahasiswa dan santri asal Riau yang baru saja pulang dari luar negeri, akhirnya dikarantina di Balai Diklat Badan Pengembangan SDM (BPSDM) Riau, di Jl Ronggowarsito, Pekanbaru. Mereka akan dikarantina selam 14 hari untuk memutus penyebaran virus Corona (Covid-19).

Namun sebagian orangtua keberatan jika anaknya dikantina di balai tersebut selama itu, karena jika dikarantina selama 14 hari, anak-anak mereka akan pulang ke rumah sebelum lebaran Idul Fitri.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliana Nazir di Pekanbaru mengakui jika ada orangtua mahasiswa dan santri yang marah-marah dan tak terima anaknya dikantina.

Mimi mengatakan kejadian itu hanya dari seorang orangtua mahasiswa saja. Yang bersangkutan sempat datang ke balai diklat sambil marah-marah karena tak mau anaknya dikarantina di tempat itu. Sebabnya, apabila terhitung sejak Kamis (7/5) kemarin, maka puluhan mahasiswa dan santri tersebut akan selesai menjalani karantina 14 hari pada sehari sebelum Idul Fitri.

“Maksudnya mereka ingin anaknya langsung pulang ke kampung, tapi kita harus lakukan isolasi di sini 14 hari. Karena itu kita beri mereka pengertian,” kata Mimi seraya mengatakan orangtua tersebut akhirnya setuju.

Ia menjelaskan, mahasiswa tersebut begitu tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru langsung menjalani tes cepat (rapid test) Covid-19. Seluruh hasilnya menunjukan negatif.

Begitu tiba di balai diklat, mereka secara rutin diperiksa kesehatannya dua kali dalam sehari. Mereka juga mendapt asupan makanan bergizi dan vitamin. Biaya karantina seluruh mahasiswa dan santri tersebuttermasuk tiket pesawat terbang dari Jakarta ditanggung oleh Pemprov Riau.

“Mereka pulang karena sekolah mereka libur panjang, dan memang diminta untuk pulang. Biaya mereka pulang juga ditanggung sekolah, seperti yang dari Arab Saudi. Namun, biaya dari Jakarta ke Pekanbaru ditanggung oleh Pemprov Riau,” kata Mimi. ***