SIAK - Komaryatin, dia adalah sosok perempuan yang sudah tak muda lagi, namun kegigihanya dalam mengabdi kepada negara tidak perlu diragukan lagi.

Usianya kini sudah 59 tahun mendekati 60. Hampir separoh hidupnya ia abdikan ke dunia pendidikan menjadi tenaga pengajar. 30 tahun sudah dia berprofesi sebagai guru.

Menjadi guru adalah cita-citanya dari kecil yang akhirnya kesampaian. Meskipun dirinya sempat merasakan perbedaan dengan teman sejawatnya, ketika harus melakukan perjalanan dinas dari Kota Siak ke Pekanbaru. Dirinya bisa menempuhnya selama 3 hari, sedangkan kawan-kawanya hanya butuh waktu 2 jam.

Ya perbedaan waktu jarak tempuh itu, karena antara Komaryatin dan rekannya sangat jauh berbeda. Dirinya hanya mengandalkan sepeda butut yang sumber tenagannya bertumpu pada kaki dan nafasnya. Sementara yang lain menggunakan mobil atau sepeda motor yang dibantu dengan mesin.

Tapi baginya tidak ada yang tak mungkin, meskipun waktu yang berbeda, dia memiliki keyakinan akan sampai ditempat yang sama.

Komaryatin yang lahir di Patik Raja, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah pada 14 Desember 1957 ini, mengawali jenjang pendidikannya dari Madrasah Ibtidaiyah, kemudian dilanjutkan ke SMPN 2 Purwokerto. Pada jenjang sekolah menengah, ia pun hijrah ke Surabaya dan belajar di SMA Muhammadiyah, kemudian ia melanjutkan ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan terakhir meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Riau.

Komaryatin terakhir kali menjabat sebagai Kepala Sekolah SMU Negeri 1 Dayun Kabupaten Siak. Dan di 2018 Komaryatin resmi pensiun.

Meskipun sudah pensiun, Komaryatin ternyata tidak mau berdiam diri. Ia ingin masa tuanya tetap bisa berguna bagi masyarakat, khusunya di Kabupaten Siak Riau. Ini dibuktikannya dengan mengisi waktu pensiunnya untuk menulis buku.

Bahkan sebelumnya ia sudah sukses menerbitkan beberapa buku. Selain itu, Komaryatin ternyata diam-diam juga ingin mengabdi kepada masyarakat melalui jalur lain. Perempuan yang mengidolakan sosok Khofifah Indar Parawansa itu, ternyata tertarik terjun ke dunia politik.

Dalam perbincangan dengan GoNews.co, Komaryatin mengaku tertarik terjun ke politik atas dasar keinginannya berjuang dan bisa lebih banyak membantu masyarakat khususnya di Kabupaten Siak.

"Insya Allah pilihan saya kali ini sudah tepat. Saya berkeinginan untuk mengabdi kepada masyarakat melalui jalur politik. Untuk itu, 2019 mendatang insya Allah saya maju sebagai calon legislatif untuk di DPRD Kabupaten Siak," ujar Komaryatin.

Dari beberapa partai politik yang ia jajaki. Akhirnya Komaryatin memantapkan diri maju dalam pemilu legislatif 2019 melalui parpol besutan SBY.

"Saya sudah resmi menjadi kader Partai Demokrat. Tentunya saya maju sebagai caleg melalui partai Demokrat," tandasnya.

Meskipun tergolong baru dan baru mengenal politik, Komaryatin optimis, dirinya bisa meraih dukungan dari masyarakat Siak. "Alhamdulillah, ketika saya memutuskan mendaftarkan diri sebagai calon legislatif, dukungan dari keluarga, teman, sahabat mengalir begitu saja. Dan saya optimis, karena niatan saya adalah mengabdi dan beribadah," tegasnya.

"Dari dulu, prinsip saya adalah yakin dan jalani semua pekerjaan dengan ikhlas dan apa adanya. Karena sejatinya, manusia dilahirkan tidak bisa memilih kapan dilahirkan, dimana dilahirkan, kondisi orang tuanya kaya atau miskin. Jadi sesuai dengan ajaran orang tua dan agama, saya selalu diajarkan untuk bersyukur dengan apa yang sudah Allah berikan, dan apa yang sudah Allah gariskan. Kalau saya memang terpilih menjadi Anggita DPRD ya itu amanah yang harus saya jalankan," ujar Komaryatin.

Sama halnya saat Ia menjadi guru, andaikan diberikan kepercayaan untuk menjadi wakil rakyat, itu bukan karena mengejar finansial semata. Tapi niat ibadah dan mengabdi kepada masyarakat disisa-sisa hidupnya.

Untuk diketahui, sejak tahun 1990, Komaryatin sudah resmi menjadi warga Siak dan menjadi guru SMAN I Siak. Saat itu Kota Siak masih masuk dalam bingkai wilayah Kabupaten Bengkalis.

Kesejahteraan guru pada tahun 90an jelas jauh berbeda jika dibandingkan dengan kondisi saat ini. Meski tanpa tunjangan profesi atau insentif dari Pemerintah Kabupaten, ia jalani dengan semangat.

Sebelum di Siak, Komaryatin juga pernah mengajar di SMAN I Selatpanjang. Dan setelah dari SMAN Siak dirinya pindah tugas ke SMAN 2 Dayun dan SMAN I Dayun hingga awal tahun 2018.

Sejak kecil Komaryatin memang sudah gemar menulis dan membaca, hobynya itu ia salurkan dengan menulis cerpen ke beberapa media cetak. Setelah menulis disurat kabar itulah, Komaryatin pun terobsesi ingin menjadi penulis buku.

Disela-sela kesibukannya mengajar dan menjadi Kepala Sekolah, iapun bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang penulis buku pada tahun 2010 dan berhasil menulis karyanya bertajuk "Semangat Menembus Langit" dan terdaftar di Pustaka Pelajar Jogja.

Kemudian pada tahun 2012, buku berjudul "Remaja-remaja Tangguh" berhasil diterbitkan Nuansa Cendikia Bandung. Dan tahun 2013, buku Kasih Ibu dengan penerbit yang sama. Tahun ini tepatnya 1 September 2016, Komaryatin juga berhasil menulis satu buku yang berisi petuah serta pengalaman hidupnya dengan judul "Masih Ada Pintu Lain".

Komaryatin yang sudah dikaruniai 3 orang anak ini, jika terpilih menjadi Anggota wakil rakyat, juga ingin lebih memperjuangkan nasib para guru, petani dan tentunya masyarakat yang masih di bawah garis kemiskinan. "Saya mohon doa dan restunya saja. Semoga cita-cita saya bisa telaksana," pungkasnya.***