MELIHAT PERUBAHAN DI WAJAH EMAK - Siti tak enak hati. Ada apa dengan Emak..? ''Kenapa Mak sepertinya Emak tak berkenan dengan keinginan mereka untuk bersilahturrahmi...'' tanya Siti ingin tau kenapa Emak seolah tak bersemangat dengan ungkapannya tadi.

''Untuk apalagi... Kan dulu ketika kau meng-aqiqahkan Icha, Rusman dan Ratna itu kan sudah datang.. Kalian sudah berdamai. Jadi Emak rada heran. Silaturrahmi yang bagaimana lagi...?'' kata Emak yang seolah seperti mencium adanya keinginan lain dari pihak keluarga Rusman.

''Tap... itu kan baru hanya dengan Rusman dan Ratna saja. Dengan keluarga besar mereka kan belum Mak.. Tak apalah, mungkin dengan sikap pertemuan itu kelak. Tidak ada lagi gugat menggugat antara kita dengan mereka,'' kata Siti yang merasa jika keinginan keluarga Rusman itu baik juga. Artinya, di situ nanti kan bisa diperoleh kesepakatan tidak aka ada lagi rasa dendam dan kebencian yang selama ini menggelayut diantara dua keluarga besar.

''Emak takut sepertinya ada keinginan sesuatu lagi dari mereka..'' suara Emak bagaikan hilang-hilang timbul. Mungkin sesaat emosi jiwanya merambah ke sekujur tubuh.

''Maksudnya apa ini Mak...?'' Siti bergerak duduk karena Icha tampak sudah tertidur.

''Sekarang kau tanya hati mu saja lah. Untuk apa lagi adanya pertemuan antara keluarga mu dengan keluarga Rusman itu. Kita kan sudah menganggap semuanya selesai. Sepertinya, tak ada halangan lagi kalau mereka ingin bertemu dengan keluarga mu dan kita bertemu dengan keluarga mereka. Apakah harus ada pertemuan keluarga besar baru diantara kita baru boleh saling temu. Iyakan...?''

''Betul juga ya Mak...?'' Siti sepertinya mencoba menganalisa apa yang dikemukakan emak sebentar tadi.

''Cobalah pikirkan. Kau dan Rusman sudah bercerai. Dan masalah Icha sudah ada kesepakatan diantara kalian. Soal bagaimana kesepakatann itu kalian lah yang tau. Lalu apalagi...? Kan sudah selesai. Untuk apalagi dilakukan pertemuan keluarga besar...?'' Emak menghela nafas dalam.

''Menurut Emak, apa sebenarnya maksud mereka...?''

''Emak juga ngak faham....''

''Lalu mengapa Emak berpikiran macam-macam..?''

''Tak macam-macam Ti. Hanya semacam saja. Untuk apa...? Itu saja...'' ujar Emak sembari tegak lalu berbaring disebelah Icha.

''Siti pun jadi bingung Mak...'' Siti mengerutkan dahinya.

''Sudah lah... kita ikuti saja lah kemauan mereka. Tetapi kita juga harus siap-siap menghadapi sesuatu yang mungkin saja muncul dalam pertemuan itu nanti'' ujar Emak seolah ingin menyudahi masalah yang saat itu sulit untuk di tuntaskan karena masih merupakan tanya dan dugaan saja (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...