MEMANG KETIKA SITI DAN Rizal - duduk di pelaminan keluarga Rusman tak segera menemui. Tapi mereka menunggu kapan saatnya pengantin beristirahat sejenak untuk bergantyi busana.

Memang tak lama kemudian Siti dan Rizal meninggalkan pelaminan menuju ke ruangan dalam. Saat itulah Rusman dan keluarganya segera masuk. Dan mereka bertemu di ruang tengah, termasuk juga di situ keluarga Siti.

Sepertinya pertemuan saat itu tak punya beban. Apalagi Icha yang saat itu menjadi idola memeriahkan suasana. Dari beberapa mereka saling berebutan untuk memangku Icha yang anaknya memang periang dan suka bercanda.

''Bagaimana khabar Ibu...'' tanya Siti yang memang duduk disebelah Ibu.

''Baik... sejak Icha bersama Ibu, sepertinya Ibu ceria terus...'' timpal Ratna yang nampak tak ada lagi beban merundung di wajahnya. Ataukah masalah Rusman yang ingin menggugat cerai sudah pupus. Tak jelas. Namun yang terlihat betapa saat itu antara Rusman dan Ratna sepertinya tak memiliki persoalan.

''Teringatnya lah..., bagaimana keinginan Bang Rusman itu. Apakah buyar...?'' tanya Siti kearah Ratna sambil menjelingkan mata. Dan Ratna tau betul tujuan bicara Siti.

''Mana berani...?'' sergah Ratna melihat kearah Rusman yang manggut-manggut senyum.

''Sudah lah itu, tak perlu lagi masalahnya diperpanjang. Icha sendiri untuk semantara ini tak mau ada saingan, kalau pun kelak ada lagi dari Rusman dan Ratna. Cukup lah saat ini Icha saja dulu yang menjadi penjalin silahturrahmi diantara kita'' kali ini Ibu pula yang menimpali. Mungkin dia tau apa maksud tujuan dari katra-kata Siti dan Ratna.

''Yang penting, ke depannya hendaknya hubungan kekeluargaan kita dapat langgeng. Semua itu ada hikmahnya. Semoga dari berbagai masalah yang telah terjadi, dapat lah kita memetik mana yang baik. Yang buruk kita tinggalkan'' kata Ibu lagi yang memang diantara semua keluarga Rusman Ibu ini orangnya sangat disegani dan dihormati.

''Teringatnya nanti, habis dari sini. Icha di bawa lagi...'' kali ini Emak yang menyapa.

''Iyalah..., biar dia sama saya saja Bu. Nanti Mama nya terusik pula'' Ibu segera menimpali, sambil tertawa ringan dan melihat kearah Icha lagi di pangkuan Siti.

''Tak apalah, di sana kan Oma nya juga, Di sini Nenek nya. Sama saja kan'' kata Emak yang orangnya memang selalu ramah dan tak begitu banyak mau bicara. Dan kata-katanya pun hanya satu-satu saja, tetapi terkadang bisa menyengat juga.

''Jadi Icha ini, memang tak selamanya sama saya. Terkadang dua hari bersama Ratna. Suka hati dia saja lah'' kata Ibu tertawa terkekeh.

''Iyalah.., bagaimanapun juga Bang Rusman kan ayah nya.. Jadi yah tak apa-apalah'' Siti yang kini menyela. Dan kata-kata Siti ini seolah sudah mengisyaratkan bahwa antara Rusman dan dirinya sudah tak punya masalah lagi. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...