PEKANBARU - Potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sangatlah besar, namun masih banyak hal yang dapat terus dioptimalkan untuk menuju Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah. Salah satu tantangan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah adalah masih rendahnya literasi ekonomi dan keuangan masyarakat di tengah masyarakat.

Dalam rangka memaksimalkan penyebaran informasi ekonomi dan keuangan syariah kepada masyarakat Propinsi Riau guna meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah, Komite Nasional Keuangan Syariah (KDEKS) Riau bersama dengan Komite Daerah Keuangan Syariah (KDEKS) Riau, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Riau Kepri Syariah (BRKS) melaksanakan kegiatan Literasi Buku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Training of Trainers (ToT) Guru Pelopor Ekonomi Syariah Provinsi Riau.

Dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah, diharapkan dapat meningkatkan indeks literasi ekonomi syariah di Provinsi Riau. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 21-22 Juni 2023 di Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri Syariah.

Peserta ToT merupakan perwakilan 4 sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi Riau, yakni SMAN 4 Pekanbaru, SMAN 10 Pekanbaru, SMKN 1 Pekanbaru, dan SMKN 6 Pekanbaru. Selama 2 hari, peserta ToT mengikuti 3 modul pembelajaran dan 1 sesi bimbingan teknis yang disampaikan oleh KNEKS, OJK, BI, BRKS, Badan Wakaf Indonesia (BWI), Badan Zakat Nasional (BAZNAS), dan narasumber lainnya.

Wakil Ketua KDEKS Riau, Abdul Rasyid Suharto menekankan pentingnya mengenalkan edukasi keuangan syariah sejak dini. Hal ini penting untuk memperluas gaung ekonomi syariah yang selama ini terbatas dalam lingkup akademis. Tentunya pekerjaan ini memerlukan dukungan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan yang meliputi pemerintah, swasta, hingga partisipasi masyarakat umum.

“Ini harus dimulai dari bawah, sedini mungkin. Sehingga edukasi ekonomi dan syariah ini tak hanya dikalangan akademisi dan perguruan tinggi saja. Namun, harus masuk hingga kerumah - rumah masyarakat islam melalui pendidikan,” terangnya.

Di kesempatan yang sama, KDEKS Riau meluncurkan buku literasi ekonomi syariah untuk generasi muda yakni “Fiki dan Lala The Series”. Buku ini dapat diakses oleh masyarakat umum melalui pranala https://linktr.ee/fikidanlalatheseries.

Direktur Insfrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat turut mengapresiasi komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dalam meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah di daerah. Hal ini dibuktikan dengan langkah Pemprov Riau menunjuk 4 sekolah untuk mengikuti ToT Guru Pelopor Ekonomi Syariah.

Lebih lanjut, Hidayat menjelaskan pelaksanaan ToT merupakan upaya peningkatan literasi ekonomi syariah melalui jalur pendidikan. Mengutip hasil survei Bank Indonesia, indeks literasi ekonomi syariah di Indonesia baru mencapai 23,3 persen pada tahun 2022.

“Sebagaimana arahan Bapak Wakil Presiden RI, target kita adalah mencapai indeks literasi 50 persen pada tahun 2025,” jelasnya.

Peran sekolah menengah juga krusial untuk mengenalkan ekonomi syariah ke masyarakat. “Sehingga, ketertarikan mereka terhadap program studi ekonomi syariah akan meningkat,” tegasnya.

Terakhir, Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Riau, M. Job Kurniawan menghimbau kepada Sekolah Menengah supaya mengintegrasikan materi ekonomi syariah pada kurikulum belajar siswa. Hal yang serupa telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan yang mengintegrasikan pelajaran terkait narkoba di 3 mata pelajaran terkait, yakni Pancasila, Keagamaan, dan Pendidikan Jasmani.

“Kita harus saling bantu dan saling menguatkan. Mudah-mudahan kebersamaan ini terus berlanjut sampai ekonomi syariah ini menjadi besar,” tutup Asisten II. (gc1)