JAKARTA - Sebagai salah satu inisiatif untuk mendukung Pemerintah Indonesia menjaga lingkungan hidup dan mencegah kebakaran, sejumlah pemangku kepentingan secara sukarela membentuk Fire Free Alliance (FFA) pada tahun 2016 lalu untuk berpartisipasi secara aktif.

Inisiatif yang dipelopori oleh perusahaan-perusahaan kehutanan, perkebunan, LSM dan mitra terkait lainnya ini, berupaya untuk menyelesaikan masalah kebakaran dan kabut asap di Indonesia dengan fokus pada pencegahan serta melibatkan masyarakat lokal.

Lebih dari 200 desa, mencakup luas sekitar 1,5 juta hektar di sejumlah daerah di Indonesia, kini turut serta dalam program pencegahan kebakaran hutan dan lahan berbasis kemasyarakatan. Berdasarkan Laporan “Ulasan Anggota FFA 2016”, para anggota FFA juga akan memperluas jangkauan upaya pencegahan kebakaran hingga mencapai 218 desa di sejumlah daerah di Indonesia, dari 77 desa yang telah mendaftarkan diri ke perusahaan-perusahaan anggota FFA untuk terlibat dalam program bebas api yang intensif pada tahun 2016 lalu.

Terjadi peningkatan jumlah desa yang berpartisipasi hingga 756% dibanding saat Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Programme/FFVP) pertama kali diluncurkan oleh APRIL yang hanya melibatkan 9 desa pada pertengahan tahun 2015. Pada beberapa kasus, para anggota FFA telah melaporkan penurunan insiden kebakaran antara 50% dan 90% dari tahun 2015 hingga 2016.

Asian Agri, sebagai salah satu perusahaan yang bergabung dalam Fire Free Alliance (FFA) berkomitmen menambah jumlah desa yang akan berpartisipasi dalam program Desa Bebas Api (DBA) dari 7 desa di Riau dan 2 desa di Jambi sejak Maret 2016, menjadi 15 desa pada tahun 2017.

Dalam penerapan program DBA, Asian Agri menerapkan salah satu pilar yakni penguatan ekonomi masyarakat. Dengan menggali potensi desa, Asian Agri juga tengah mengembangkan proyek percontohan peternakan lebah madu di Desa Segati, Riau yang bertujuan untuk melakukan uji pasar dalam pengembangan produk-produk berlabel bebas api dari industri rumahan warga sekitar.

Freddy Widjaya, Direktur Asian Agri, menjelaskan bahwa masyarakat desa diberikan penyuluhan-penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak kebakaran dan kabut asap. Perusahaan juga telah membantu masyarakat mengembangkan sistem penanganan kebakaran yang berfokus pada pencegahan.

Para anggota tim penanganan kebakaran yang tergabung dalam program DBA mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Latihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau. Dalam pelaksanaannya, tim Manggala Agni Provinsi Riau dan Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Riau turut menyampaikan materi dan pelatihan teknis untuk mencegah dan menangani kebakaran.

Asian Agri terus melakukan pendekatan formal dan informal kepada masyarakat desa di sekitar lokasi perkebunan perusahaan dan petani binaannya agar bersama-sama memantau kondisi di desa dan sekitar lingkungan mereka sehingga kebakaran dapat dicegah. (rls)