RENGAT- Sejak dua minggu terakhir, masyarakat Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat, Indragiri Hulu, Riau kembali menjerit akibat kelangkaan gas elpiji 3 Kg didaerah itu.

Disetiap pangkalan, gas tabung melon tersebut selalu kosong. Dan ketika masyarakat membeli gas ditingkat pengecer, harganya sangat mahal dan sungguh diluar logika.

Salah seorang warga Pematang Reba, Jamaris (40), kepada GoRiau.com, Jumat (19/2/2016) menyebutkan bahwa, sejak dua minggu terakhir, dirinya bersama warga lain mengaku kesulitan mendapatkan gas ukuran 3 kg tersebut.

"Selain langkah, harga gas elpiji 3 kg tersebut juga sangat mencekik leher. Pertabung ukuran 3 kg, kami harus merogoh koncek sebesar Rp26.000 hingga Rp28.000 per tabung," sebutnya.

Hal yang sama juga diungkapkan warga Pematang Reba yang lain. Dewi (35) salah seorang pedagang gorengan yang ada didaerah itu, kepada GoRiau.com mengungkapkan bahwa, selain gas itu sulit didapat dan malah, isi tabung gas tabung melon itu sudah tidak full lagi.

"Sudahlah susah didapat dan mahal, isi tabung gas tersebut juga ada yang tidak penu, hal itu terlihat dari amper regulatornya. Begitu saya beli dan dipasang, jarum pada amper regulator itu langsung turun. Hal itu membuktikan bahwa kondisi tabung gas sudah tidak penuh lagi," jelasnya.

Sebagai pedagang kecil, dirinya sangat dirugikan dengan kondisi itu. Ia berharap kepada instansi terkait untuk dapat menindak lanjuti dan menyelidiki pihak-pihak terkait yang berperan dalam penyaluran gas bersubsidi tersebut.

"Kami ini sudah menderita dengan kondisi ekonomi saat ini. Akibat kelangkaan gas ini, penderitaan itu seakan bertambah menjadi dua kali lipat," pungkasnya sedih.

Lain pula dengan Hadi (30) yang juga warga Pematang Reba. Dirinya menilai, kelangkaan dan melonjaknya harga beli gas elpiji 3 kg tersebut diduga akibat adanya permainan pihak pangkalan dengan pengecer. Mengapa tidak, setiap kali gas masuk di pangkalan, baru berselang beberapa jam, gas tersebut sudah habis.

"Kemana perginya gas itu, jika tidak dijual kepada para pengecer, ini bukan rahasia umum lagi. Dan untuk mengatasi hal itu, kita harapkan instansi terkait dapat melakukan pengawasan ketat terhadap pendistribusian gas tersebut," pungkasnya ketus.***