PEKANBARU - Indonesia adalah salah satu negara besar yang bakal menjadi rebutan dan tujuan bagi negara-negara Asean seperti Malaysia, Singapore, Thailand dalam memasarkan produk kuliner mereka pada saat pasar bebas atau yang biasa dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Provinsi Riau yang secara garis geografis bertetangga langsung dengan berbagai negara Asean, mau tak mau harus siap bersaing dalam bidang apapun, sebagai garis terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk dalam hal pemasaran Kuliner.

Dalam menghadapi persaingan bebas ekonomi Asean tersebut, Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindutrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau sudah menyiapkan 398 ragam kuliner khas Riau yang siap bersaing. Satu diantara kuliner tersebut adalah kuliner khas Indragiri Hulu yakni Bolu Berendam.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau Fahmizal Usman, melalui Kasi Ekonomi Kreatif Dandun Wibawa kepada GoRiau.com mengatakan, Bolu Berendam adalah kue khas yang berasal dari Pulau Seberang namun kini sudah menyebar ke seluruh Inhu.

"Bolu berendam itu serupa dengan bolu biasa, yang beda dalam penyajianya direndam dengan air gula. Untuk merendamnya juga menggunakan alat khusus, yakni kuali yang terbuat dari kuningan, selain itu juga ada namnya Elue, penyajianya sama namun bahanya terbuat dari labu yang direbus lalu dipotong-potong, kemudian disirim air gula sama seperti bolu berendam tadi," terang Dandun kepada GoRiau.com, Jumat (29/01/2016).

Bolu Berendam dan Elue ini juga sangat diminati dikalangan wisatawan luar negeri. Terbukti dari beberapa pameran kuliner di Riau, kue ini selalu diburu.

Bolu Berendam atau biasa disebut Boulu Baghondam, menurut Dandun awalnya adalah makanan khas para raja-raja di Indragiri. "Konon dulunya begitu, dimana gidangan Bolu Berendam ini disajikan pada acara tertentu seperti pernikahan, hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Bahkan ada mitos yang menyatakan, jika memakan bolu berendam maka tak akan bisa melupakan orang Melayu, mungin itu juga yang menjadi penyebab Bolu Berendam menjadi sajian wajib dalam acara pernikahan," tukasnya.

Pada awalnya, tidak semua orang yang bisa membuat kuliner ini, karena selain membutuhkan kesabaran yang cukup tinggi juga banyak pantangannya. "Disebut bolu berendam karena bolu itu direbus terlebih dahulu dan dihidangkan dalam keadaan basah. Uniknya, meski dalam keadaan basah, bolu itu tidak hancur," cerita Dandun.

Karena unik dan lezat, maka sudah tidak ragu lagi jika Bolu Berendam ini akan menjadi salah satu khas kuliner andalan Riau mewakili Indonesia dalam menghadapi MEA. ***