PEKANBARU - Universitas Riau (Unri) dan Universitas Teknologi Malaysia (UTM) sudah berkerja sama sejak 2005, kini membuka peluang penyelenggaraan program S3 (PhD) by research.

Hal ini terungkap dalam pertemuan antara delegasi UTM dipimpin Prof Dr Abdul Razak Che Husin dengan Wakil Rektor Unri Bidang Akademik Prof Dr M Nur Mustafa MPd di kantor UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Unri.

Dalam pertemuan itu, Prof Razak didampingi Dr Havis, sementara Prof M Nur didampingi Kepala UPT TIK Ir Ridar Hendri MSi, Dekan FMIPA Dr Syamsulhuda MSc, Wadek Bidang Akademik Fakultas Teknik Dr Fajri Akbar, Dr Dahliusmanto dan beberapa pimpinan fakultas lainnya. 

Prof Abdul Razak menawarkan pihak Unri memanfaatkan peluang untuk mengirimkan dosen-dosen untuk mengikuti program pendidikan doktor (S3) berbagai bidang ilmu komputer dan manajemen bisnis dengan sistem by research di UTM Johor Baru. 

Melalui sistem ini, kata Prof Razak, peserta program doktor dari Unri tak perlu mengikuti kuliah tatap muka, kecuali seminggu pertama masuk, dan beberapa hari di akhir program. 

“Jadi setelah registrasi dan pendalaman metodologi riset beberapa hari, peserta silakan menyiapkan proposal, bimbingan dan penelitian di Indonesia,” kata Razak, Selasa (13/2/2019)

Untuk memudahkan bimbingan, satu co-supervisornya adalah dosen dari Unri. Sedangkan bimbingan dengan main supervisor, dilakukan menggunakan komunikasi online. Selain itu juga program sudah dilakukan dengan Universitas Sriwijaya.

Razak mengatakan, kemudahan lainnya yang di peroleh adalah diskon biaya kuliah (fee studi) hingga 20%, serta potongan biaya kuliah setelah tiga tahun, yang besarnya sampai 75%. Artinya di tahun keempat hanya membayar 25%. Semua kemudahan tersebut diberikan ke Unri karena telah melakukan MoU dengan UTM sejak tahun 2005 yang telah melakukan kerjasama baik pertukaran mahasiswa, pengabdian masyarakat bersama (sumber camp) di desa-desa Indonesia dan sebagainya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unri Prof M Nur Mustafa mengapresiasi positif tawaran itu. Menurutnya, di era teknologi industri 4.0 dewasa ini, program-program percepatan pengembangan kualitas seperti ini memang wajib dilakukan. Apalagi minat dosen untuk mengikuti itu sangat tinggi, dan dengan biaya sendiri pula. 

“Kalau Universitas Sriwijaya bisa, mengapa kita tidak? Saya akan laporkan pertemuan ini segera kepada Pak Rektor,” tegasnya. (rls)

Prof M Nur menceritakan pengalaman di fakultasnya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) saat dia masih menjadi Dekan sebulan lalu. Ia juga mengatakan Beberapa dosen FKIP baru saja menyelesaikan program S3 by research di Malaysia meski tidak di UKM. 

"Sekarang ada satu lagi yang akan ujian doktor di sana,” tambahnya.

Menurut beberapa dosen Unri tamatan UTM, universitas tersebut termasuk lima besar universitas terbaik di Malaysia. ***