JAKARTA - Yohanes Gama Marschal Lau atau Joni, bocah pemanjat tiang bendera dalam upacara HUT ke-73 RI di Desa Silawan, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak tawaran untuk jadi atlet panjat tebing dari Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Imam Nahrawi.

Yohanes atau yang akrab disapa Joni menghadiri undangan makan siang Menpora RI di Kemenpora pukul 12.00 WIB pada Sabtu (18/8). Joni datang bersama kedua orangtuanya dan perwakilan pemerintah NTT.

Mereka disambut pejabat-pejabat Kemenpora dan puluhan awak media. Joni lebih banyak tersenyum dan memberikan jawaban pendek ketika ditanya sejumlah pertanyaan dari Menpora RI ataupun awak media.

Namun ketika ditanya mengenai cita-citanya menjadi atlet, Joni menjawab dengan tegas.

"Mungkin nanti dari PB [Pengurus Besar] Panjat Tebing bisa melihat potensi Joni. Joni mau tidak menjadi atlet panjat tebing?" tanya Imam.

"Tidak mau, maunya jadi tentara saja," jawab Joni sambil tersenyum diikuti gelak tawa dari semua yang hadir di sana.

Selain itu, Joni juga tertawa saat salah seorang awak media berguyon menanyakan ketertarikan bocah berusia 14 tahun itu memanjat Monumen Nasional atau Monas di Jakarta.

Siswa kelas VII SMP Negeri Silawan ini mengatakan lebih tertarik untuk bertemu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. "Sabar ya, insya Allah pada Senin (20/8) ketemu Pak Jokowi," kata Imam.

Lebih lanjut, Joni berpesan kepada para siswa seusianya atas pengalaman dia tersebut. Ia menyampaikan anak-anak Indonesia harus berani dan rajin belajar.

"Harus berani dan cinta tanah air," ucap anak bungsu dari sembilan bersaudara tersebut.

Sementara itu, orang tua Joni yakni Vitrino (56) dan Lorensa Kama (52) tampak berkaca-kaca melihat anaknya disambut di ibu kota. Sama seperti Joni, keduanya tidak banyak memberikan komentar.

"Dia itu sepertu pahlawan. Kami senang dan bangga, saya ada di sana ketika Joni panjat tiang bedera. Dia tidak nakal, dia anak yang pintar," ujar Vitrino. ***