JAKARTA - Kader Demokrat, Cipta Panca Laksana menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid yang membela Anies Baswedan lantaran dicap bapak politik identitas.

Dalam cuitannya, Cipta Panca mengatakan bahwa adanya tanda-tanda. "Wah tanda2 nih pung @umarhasibuan757," ujar Cipta Panca melalui akun Twitter pribadi miliknya, Kamis (24/11).

Sebelumnya, Bakal calon presiden (bacapres) Partai Nasdem, Anies Baswedan akhirnya buka suara mengenai isu yang menyatakan dirinya adalah bapak politik identitas.

Nampaknya, mantan gubernur DKI Jakarta itu sudah kesal dengan ‘gelar’ yang disematkan padanya tersebut. Salah satunya seperti dilansir Suara.com melalui YouTube-nya, Anies menilai persepsi tersebut muncul ketika ia bertarung di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

"Bisakah ditunjukkan kebijakan Anies yang intoleran? Bisakan ditunjukkan kebijakan Anies yang diskriminatif?" ujar Anies dikutip pada Jumat (18/11/2022).

"Bisakah ditunjukkan kebijakan Anies yang tidak memayungi semua? Bisakan ditunjukkan kebijakan Anies yang mencerminkan pandangan-pandangan partisan?" sambungnya.

Anies kemudian meminta publik untuk melihat rekam jejaknya alih-alih percaya dengan semua persepsi yang berkembang. Anies menyebut, ada dua lembaga survei yang telah mengevaluasi kepuasan publik di ujung periodenya. "2 surveyor yang bukan sahabatnya Anies, Vox Populi dan LSI, yang satu (tingkat kepuasannya) 83 yang satu 80%. Artinya, nggak ada itu polarisasi yang diduga itu," jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak punya rekam jejak memainkan politik identitas.
Jazilul sangsi terhadap tuduhan sejumlah pihak yang menyebut Anies menggunakan politik identitas sejak menang Pemilihan Gubernur DKI 2017. Menurut dia, narasi itu dibuat untuk menjelekkan nama Anies.

"Di mana politik identitasnya Pak Anies? Di mana rekam jejak politik identitasnya Pak Anies? Saya harus sampaikan ini supaya tidak salah paham," kata Jazilul di kompleks parlemen, Senayan, Rabu (23/11/2022).

"Lihat saja ketika menjadi Gubernur, ketika menjadi aktivis, ketika menjadi, enggak ada. Itu semua, menurutnya saya sedang dibuat semacam pembusukan kepada Pak Anies," tambahnya.

Jazilul berpendapat agama Islam kerap jadi korban narasi yang membahayakan dan dimanfaatkan jelang pemilu. Padahal, menurutnya, politisasi hukum dan kapital lebih berbahaya ketimbang meributkan agama. Dia menduga isu politisasi agama sengaja dibuat-buat dan dibiayai pihak tertentu.

"Selalu agama ini menjadi korban dianggap politisasi agama berbahaya, memang. Tapi lebih dari itu menurut saya kita juga harus mewaspadai bahayanya politisasi hukum, politisasi kapital," kata Wakil Ketua MPR itu.

Dia berujar agama pada prinsipnya terus menyampaikan kedamaian. Jazilul menolak jika agama secara natural mengajarkan kekerasan dan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik semata. "Ada kelompok yang mengatasnamakan agama, seperti halnya juga politisasi kapital, ada segelintir elit kekuasaan pemilik modal yang ngatur, ini juga harus diwaspada juga," ujarnya.***