JAKARTA - Setelah beberapa tahun mempelajari Islam, Theresa Corbin akhirnya memutuskan menjadi mualaf. Feminis asal Baton Rouge, Louisiana itu bersyahadat pada usia relatif muda, yakni 21 tahun.

Theresa Corbin memutuskan menjadi Muslimah setelah meyakini bahwa Islam adalah agama yang benar. Keyakinan itu tumbuh setelah Corbin menemukan bukti-bukti tentang kebenaran agama Islam.

Dikutip dari Republika.co.id yang melansir di About Islam, Senin (25/1), penulis buku The Islamic; Adult Coloring Book dan penulis pembantu The New Muslim’s Field Guide, Theresa Corbin menjelaskan tentang beberapa bukti yang menunjukkan Islam adalah agama kebenaran.

1. Islam adalah pesan yang dibawa seluruh Nabi

Dari manusia pertama seperti Nabi Adam AS, hingga Nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW, dijelaskan pesan yang dibawa kepada umat manusia tidak pernah berubah. Yakni perintah untuk menyembah Tuhan, satu-satunya Tuhan yang benar, dan ikuti teladan para nabi-Nya. Pesan Islam tetap sama, yakni menyembah Allah dan mengikuti utusan-Nya, seperti halnya dari manusia pertama Nabi Adam AS.

2. Alquran satu-satunya Kitab Suci yang tidak pernah diubah manusia.

Bahkan jaminan mengenai otensititas Alquran berasal dari Allah diabadikan dalam Alquran. Alquran diturunkan dan dijaga langsung oleh Allah.

Alquran diturunkan selama hidup dan masa Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya itu, eksistensi Alquran terus hadir setelah kehidupan Nabi dengan cara diamalkan oleh umat Muslim. Alquran juga dihafal oleh ratusan dan ribuan orang dan itu tersebar kata demi kata ke seluruh Arab.

Menurut Lost Islamic History, mereka yang telah mendengar ayat-ayat Nabi akan pergi dan menyebarkannya ke suku-suku yang jauh, yang juga akan menghafalnya. Dengan cara ini, kata dia, Alquran mencapai status kesusastraan yang dikenal di kalangan orang Arab sebagai mutawatir.

Mutawatir berarti itu sangat tersebar luas ke begitu banyak kelompok orang yang berbeda, yang semuanya memiliki kata-kata yang persis sama. Setiap kata, huruf dan bahkan setiap jeda Alquran telah diturunkan dan tetap sama sampai hari ini, lebih dari 1.400 tahun setelah wahyu

Kesadaran akan Tuhan hanya bisa dibangun di atas dasar pengetahuan kukuh.

3. Islam dorong penggunaan logika, nalar, dan pengetahuan.

Umat manusia diberi logika dan kecerdasan karena suatu alasan. Allah tidak akan pernah meminta seorang Muslim untuk mengesampingkannya dalam hal iman dan kepercayaan kepada-Nya. Tanpa menggunakan kecerdasan kita, iman menjadi lemah. Tanpa iman, kecerdasan juga akan menjadi cacat.

Untuk itu, menurutnya, Allah memahami manusia membutuhkan bukti untuk memiliki iman yang lebih dalam. Bahkan Nabi Ibrahim pernah meminta Allah untuk memberinya tanda agar imannya bisa teguh.

4. Bukti ilmiah

Beberapa bukti bahwa Islam adalah agama kebenaran sekarang makin banyak ditemukan saat manusia membuat penemuan ilmiah. Beberapa bukti ilmiah tersebut antara lain tidak berbaurnya air laut satu sama lain sebagaimana yang dikatakan dalam Alquran Surah ke-55 ayat 19-20.

Dalam dunia ilmiah, fenomena alam ini disebut fenomena Halocline dan baru ditemukan pada akhir abad ke-19 paling awal (13 abad setelah wahyu dalam Al-Qur'an). Hingga saat itu diyakini lautan hanya ada satu benda homogen yang mengalir bebas.

Karena gaya fisik yang disebut 'tegangan permukaan', perairan laut tetangga tidak bercampur. Disebabkan oleh perbedaan kepadatan perairan mereka, tegangan permukaan mencegah mereka berbaur satu sama lain, seperti dinding tipis di antara mereka.

Lalu adanya ekspansi alam semesta. Bahwa alam semesta terus berkembang sebab dia memiliki permulaannya sebagaimana yang disebutkan di dalam Alquran. Pada permulaan abad ke-20, satu-satunya pandangan dalam komunitas ilmiah adalah ukuran alam semesta tetap dan keberadaannya tidak terbatas. Akan tetapi, penelitian modern telah mengungkapkan alam semesta sebenarnya memiliki permulaan dan terus "mengembang".

Sebuah fakta yang dijelaskan dalam Alquran pada masa ketika teleskop dan kemajuan teknologi yang serupa bahkan belum ditemukan.

5. Nabi disebutkan dalam wahyu sebelumnya

Nabi Muhammad disebutkan berkali-kali dalam Perjanjian Lama dan Baru. Di beberapa tempat namanya diterjemahkan sebagai terpuji. Inilah nama yang diterjemahkan dari nama Muhammad.

Menurut Zakir Naik, "kata terpuji' digunakan dalam terjemahan bahasa Inggris untuk kata Yunani" Paracletos "yang berarti penasehat atau teman yang baik daripada penghibur. "Paracletos" adalah bacaan yang salah untuk "Periclytos". Yesus (Nabi Isa) sebenarnya menubuatkan Ahmed dengan nama. Bahkan kata Yunani "Paraclete" mengacu pada Nabi (SAW) yang merupakan rahmat bagi semua makhluk.

6. Bukti kenabian Muhammad

Setiap Nabi datang dengan akhlak dan moral yang baik. Nabi Muhammad tidak terkecuali. Dia dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya dan jujur bahkan untuk musuh-musuhnya (mereka yang menentang dakwah Islam).

Setiap nabi datang dengan keajaiban. Nabi Muhammad, atas izin Allah juga melakukan banyak keajaiban. Selama kenabiannya, salah satu mukjizatnya adalah bahwa dia diizinkan oleh Allah untuk membelah bulan.

Banyak orang di seluruh dunia juga menyaksikan terbelahnya bulan dan itu terekam di banyak belahan dunia. Hal ini sudah dibuktikan pula secara ilmiah oleh ilmuwan serta astronot modern dunia saat ini mengenai tanda-tanda jejak bahwa bulan pernah terbelah.

7. Kebenaran hanya bisa tunggal

Jika satu keyakinan menegaskan malaikat adalah Tuhan itu sendiri, yang lain menegaskan malaikat adalah setan, dan yang lain menegaskan malaikat adalah ciptaan Tuhan, ketiganya tidak mungkin benar pada saat yang sama karena mereka saling bertentangan. Ini adalah kebenaran logis yang sederhana. Kebenaran hanya bisa tunggal dan segala kepalsuan lainnya.

Kisah Mualaf Theresa Corbin

Kepada CNN dalam sebuah artikel, Corbin menceritakan kisahnya saat memutuskan menjadi seorang mualaf dan perjalanan hidupnya sebagai seorang Muslimah. Corbin menjadi Mualaf pada November 2001, atau dua bulan setelah tragedi runtuhnya Gedung World Trade Center pada 9 September 2001.

Menurut dia, saat itu adalah waktu yang buruk untuk menjadi seorang Muslim. Namun, setelah empat tahun mempelajari Islam, dia memutuskan untuk mengambil risiko. Corbin merupakan perempuan yang dilahirkan dari keluarga Katolik dan ateis.

Perjalanannya menuju Islam dimulai saat dia berusia sekitar 15 tahun. Saat itu, dia memiliki pertanyaan mengenai iman yang diyakininya. Dia mulai menanyakan mengenai hal tersebut kepada guru dan pendeta-pendeta, tetapi jawaban dari mereka tidak memuaskan Corbin.

Setelah bertanya tentang segala sesuatu yang telah dia pelajari untuk menjadi sebuah kebenaran, serta menggali melalui retorika, sejarah, dan dogma, Corbin menemukan sesuatu hal yang berbeda tentang Islam. Dia belajar bahwa Islam bukanlah budaya atau sekte yang sesat. Islam juga tidak dapat disebut mewakili satu bagian dari dunia, tetapi seluruh dunia.

''Saya menyadari Islam adalah agama dunia yang mengajarkan toleransi, keadilan, dan kehormatan serta memperkenalkan kesabaran, kerendahan hati, dan keseimbangan,'' ucap Corbin.

Ketika dia mempelajari tentang keimanan di Islam, dia sangat senang karena menemukan fakta bahwa Islam mengajarkan pemeluknya untuk menghormati semua nabi, termasuk dari Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad. Islam mengajarkan manusia untuk menyembah satu Tuhan dan bertingkah laku dengan tujuan menjadi manusia yang lebih baik.

Corbin sangat tertarik dengan Islam setelah mendengar seruan tentang kecerdasan dan sikap berbesar hati yang disabdakan oleh Nabi Muhammad. Seruan itu berbunyi, ''Pengetahuan adalah wajib bagi setiap Muslim, baik laki-laki atau perempuan.''

Dia terkejut tentang ilmu pengetahuan dan rasionalitas yang dimiliki oleh pemikir-pemikir Muslim, seperti Al-Khawarizmi yang menemukan aljabar, Ibnu Firnas yang mengembangkan mekanisme penerbangan sebelum Leonardo da Vinci, dan Abu al-Qasim al-Zahrawi, yang merupakan ayah dari operasi modern.

''Di sini (Islam), agamalah yang memberitahu saya untuk mencari jawaban dan menggunakan kecerdasan saya untuk mempertanyakan dunia di sekitar saya,'' ucap Corbin.***