SELATPANJANG –Dua balita berusia 4 tahun meninggal dunia setelah terjatuh ke dalam parit karena tenggelam saat banjir rob (air pasang laut naik) melanda Desa Sendanu Darul Ihsan, Kecamatan Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau Sabtu (26/11/2022) siang.

Kepala Desa Sendanu Darul Ihsan, Khaidir mengatakan balita malang itu meninggal saat sedang diasuh di rumah neneknya di Dusun Parit Beringin. Pada saat banjir rob melanda kawasan itu, kedua korban (satu laki-laki dan satu perempuan) tersebut sedang bermain di parit yang berada di depan rumah.

Kemudian, neneknya yang tidak melihat keberadaan cucunya itu berusaha mencari sambil berteriak. Namun saat ditemukan keduanya mengapung di dalam parit yang dipenuhi air pasang laut, sontak saja sangat nenek menjerit minta tolong lantaran kedua cucunya diketahui tenggelam. Warga yang mendengar pun langsung memberikan pertolongan dan membawa keduanya ke Puskesmas di Desa Sungai Tohor untuk mendapatkan penanganan.

"Berdasarkan informasi dari warga, kejadian tersebut terjadi pada pukul 12:00 siang saat air pasang laut naik. Tidak diketahui kejadiannya seperti apa namun keduanya sudah ditemukan mengapung di dalam parit depan rumah neneknya. Warga yang mendengar suara histeris langsung menyelematkan keduanya dengan membawanya ke Puskesmas Sungai Tohor," kata Khaidir, Sabtu (26/11/2022) sore.

Diceritakan Khaidir, kedua balita tersebut merupakan saudara sepupu yang ingin bermain di rumah neneknya.

"Kedua orang tua balita tersebut saudara kandung yang bernama Tuti dan Indah, mereka kebetulan bermain di rumah neneknya. Saya juga tidak tahu orang tuanya kemana waktu itu," ujar Khaidir.

Diungkapkan Khaidir, saat ini jasad korban sudah disemayamkan di rumah duka, untuk selanjutnya dikebumikan di pemakaman umum esok hari.

"Keduanya akan dikebumikan besok karena harus menunggu ayah salah satu Balita tersebut yang bekerja di Malaysia," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sungai Tohor, Susi Suherma mengatakan bahwa nyawa kedua balita tersebut tidak terselamatkan.

"Sampainya di puskesmas, keduanya sudah tidak ada hayatnya, tidak bernyawa lagi. Namun dokter yang bertugas tetap melakukan tindakan Resusitasi jantung paru (RJP) untuk mengeluarkan air dari dalam tubuhnya dan memberikan oksigen," kata Susi.

Dikatakan Susi, pihaknya tidak mendapatkan informasi lengkap terkait kronologi dan penyebab tenggelamnya kedua balita tersebut.

"Waktu dibawa ke Puskesmas tidak ada pihak keluarga yang mendampingi. Yang membawakan kesini adalah warga setempat, jadi kami tak dapat banyak informasi terhadap kejadian tersebut," ucapnya.

Susi mengungkapkan, keduanya meninggal diduga karena lemas dan banyak air yang masuk ke dalam tubuh.

"Meninggal karena lemas, hal itu dibuktikan dengan banyak busa yang keluar dari hidung dan mulutnya. Nyawa korban tak terselamatkan lantaran sudah terlalu banyak meminum air laut," pungkasnya.***