PEKANBARU - Pengendalian pandemi Covid-19 pada tahun 2021 akan memprioritaskan pada penyediaan dan pemberian vaksin pada seluruh masyarakat Indonesia.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan pemerintah terus mengikuti perkembangan vaksinasi yang telah dilakukan beberapa negara di dunia. Seperti Inggris, Amerika Serikat dan Kanada yang telah melakukan vaksinasi di tahun 2020. 

"Pemerintah akan terus mengikuti perkembangan vaksinasi yang telah dilakukan berbagai negara tersebut sebagai bahan masukan program vaksinasi nasional," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (1/1/2022).

Ia menyampaikan bahwa Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan akan ada 2 jalur kerjasama dalam mengadakan kandidat vaksin Covid-19. Yaitu hasil kerjasama bilateral/multilateral dan pengembangan vaksin Merah Putih. Untuk vaksin Merah Putih merupakan hasil kerjasama perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang ada di Indonesia. 

Rencananya, pada triwulan pertama tahun 2021, vaksin Merah Putih akan diserahkan PT Bio Farma untuk dilakukan uji klinis dan praklinis dan selanjutnya mendapat izin edar.

Lalu, dalam skema kerjasama bilateral dan multilateral, diantaranya vaksin Sinovac dengan negara Tiongkok (Cina), Novavax dan Prfizer dengan Amerika Serikat, Astra Zeneca, maupun hasil kerjasama dnegan banyak negara. Pada skema multilateral, vaksin diperoleh dari hasil dikoordinasikan oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu COVAX atau GAVI.

Banyaknya kandidat vaksin yang telah ditetapkan pemerintah bertujuan untuk memastikan kebutuhan vaksin dalam negeri tercukupi. Sehingga mampu menciptakan kekebalan komunitas. Nantinya, vaksinasi akan diberikan secara bertahap, dalam memprioritaskan kelompok prioritas untuk menerima vaksinasi.

Yang diawali dari petugas kesehatan, petugas publik dan lansia (lanjut usia) pada periode kuartal pertama tahun 2021. Dan akan dilanjutkan kepada masyarakat dan wilayah penduduk rentan. Serta masyarakat lainnya dengan mempertimbangkan klaster penularan pada periode kedua atau sekitar April 2021 sampai Maret 2022. ***