JAKARTA - Mantan Plt Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan mendukung pernyataan Sesmempora, Gatot Soelistyo Dewa Broto yang menginginkan adanya keterbukaan PSSI soal hasil Tes Web seluruh pemain Timnas Indonesia.

"Semua anak bangsa, termasuk PSSI yang mengelola Timnas Indonesia harus terbuka dan melaporkan kalau ada ditemukan pemain atau oficial yang terpapar Covid 19. Untuk apa? agar diketahui cara mengatasinya. bila memang tidak ada, juga diumumkan agar publik tidak bertanya-tanya," kata Hinca Panjaitan yang dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (7/8/2020).

Pengumuman hasil tes Swab itu, kata Hinca yang juga Anggota Komisi III DPR RI, sangat penting sehingga bisa diatasi sejak dini jika memang ditemukan ada pemain atau offisial yang terkena Covid 19.

"Tak perlu ditutupi hasil tes Swab karena pemerintah juga menganjurkan memutus penyebaran Covid 19. Jangan sampai sepakbola menjadi cluster baru penularan Covid 19," tegasnya.

Hinca bukan hanya berharap tuntutan keterbukaan soal tes Swab kepada PSSI tetapi kepada klub peserta Liga 1 dan Liga 2 yang rencananya akan mengikuti kembali Kompetisi Oktober mendatang.

“Dahulukan dan utamakan kesehatan pemain dan semua oficial serta stakeholder sepakbola baru kompetisinya. Kalau ada yg kena Covid-19, atasi dan sembuhkan dulu," tegasnya.

Mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI ini juga mengingatkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan agar mengelola organisasi dengan baik mengikuti statuta PSSI. "Organisasi PSSI itu harus mengikuti statuta PSSI dengan menjalankan semua organnya sesuai tupoksi. Filosofi sepakbola itu kolektif, karena itu mainnya Ke-11 an dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Begitu juga organisasinya kolektif yang disebut Komite Eksekutif 12 anggota, 2 waketum dan 1 ketum. begitulah sepakbola dikelola," jelasnya.

Sebelumnya, Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto meminta kepada PSSI untuk terbuka jika ada para pemain timnas yang terinfeksi Covid-19. Bahkan, dia mencontohkan pemerintah berani mengumumkan siapa saja yang terinfeksi Covid-19 ke hadapan publik.

“PSSI mungkin harus belajar dari tataran pemerintah. Presiden saja mengumumkan waktu itu Pak Pratikno mengatakan Tanggal 13 Maret Menhub positif. Kemudian baru saja Gubernur Kepri terkena, tidak ada yang ditutup-tutupi,” katanya.

“Di kami Kemenpora tempo hari ada yang kena. Belajar dari lingkungan bahwa itu bukan aib, nanti malah timbul prejudice, saling sangka satu sama lain,” katanya lagi.

Keterbukaan yang diinginkan Gatot Dewa Broto malah salah diartikan Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro. Dia malah menuding Gatot S Dewa Broto merusak hubungan harmonis PSSI dengan Kemenpora.

"Hubungan PSSI dengan Kemenpora sudah baik dan saling mendukung. Buktinya ada MoU antara PSSI dan Kemenpora terkait bantuan dana untuk timnas Indonesia yang akan berlaga di Piala Dunia U-20. Saya melihat ada orang yang tidak senang melihat kemesraan antara PSSI dan Menpora," kata Haruna Soemitro.

"Gatot S Dewabroto seperti police watch yang selalu mengkritisi apapun yang dilakukan PSSI. Dia sepertinya suka melihat PSSI dan Menpora berantem. Padahal urusan serta pekerjaan dia sebagai Sesmenpora itu banyak. Jangan hanya urusin PSSI saja," jelas pria yang juga Direktur Madura United tersebut. ***