JAKARTA - Daftar pengurus induk organisasi (PB/PP) semakin bertambah yang menginginkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali untuk tetap fokus membenahi olahraga Indonesia. Alasannya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpor) di bawah kendali Menpora Amali bukan hanya sukses melahirkan program Desain Besar Olahraga Nasionaĺ (DBON) yang tertuang dalam Perpres Nomor 86 Tahun 2021 tetapi grafik prestasi olahraga Indonesia mengalami peningkatan di ajang multi event internasional.

Setelah Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Binaraga Fitness Indonesia (PP PBFI), Irwan Alwi, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI), Budiman Setiawan, Wakil Ketua Umum II Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani), Dian Arifin yang meminta Menpora Amali fokus dan mengurungkan niatnya maju sebagai calon Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI periode 2023-2027 pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta, 16 Februari 2023. Giliran Ketua Umum Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia (PP KBI), Ngatino angkat bicara. 

"Saya rasa tidak ada salahnya jika pak Menpora Amali mendengar aspirasi pengurus PB/PP yang menginginkannya mundur dari pencalonan Waketum PSSI dan tetap fokus membenahi prestasi olahraga Indonesia. Apalagi, saya menilai Menpora Amali telah sukses dengan program DBON dengan sasaran utama prestasi dunia dan Olimpiade," kata Ngatino yang dihubungi Minggu (22/1/2023). 

Sekjen Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) ini sepakat bahwa posisi Zainudin Amali sebagai Menpora merupakan bapaknya dari seluruh cabang olahraga. "Ya, Menpora itu bapaknya semua cabang olahraga. Bukan hanya program DBON lebih dimantapkan lagi sehingga bisa mencapai sasaran utama tetapi pak Menpora Amali juga perlu memperhatikan cabor lain yang tidak masuk DBON tetapi sukses melakukan pembinaan dan meraih prestasi di ajang multi event dan dunia. Ini sangat penting demi kemajuan olahraga Indonesia ke depan," imbuhnya. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PB PODSI, Budiman Setiawan menilai  sosok Zainudin Amali sudah sangat tepat sebagai Menpora RI karena mampu membawa peningkatan prestasi olahraga Indonesia pada multi event internasional.

"Kinerja positif Menpora Zainudin Amali telah mendapat apresiasi dari masyarakat. Kalau kita melihat statistik prestasi olahraga Indonesia di bawah komando pa Zainudin Amali sebagai Menpora, pada multi event kita mengalami peningkatan, grafiknya naik. Contoh hasil dari SEA Games ke SEA Games trennya lebih baik," tutur Budiman.

Bukan hanya itu, Budiman juga menyebut jika Zainudin Amali merupakan sosok Menteri Olahraga terbaik yang dimiliki Indonesia, karena betul-betul memiliki konsep dalam membangun olahraga Nasional dengan DBON. Makanya, dia meminta Menpora Amali mundur dari pencalonan Waketum PSSI.

"Untuk itu, kami minta pak Zainudin Amali yang hingga kini secara resmi masih tercatat sebagai Menpora RI, harus mundur sebagai calon Wakil Ketua Umum PSSI, karena dirinya masih sangat dibutuhkan bagi cabor-cabor lainnya, terlebih dalam memantapkan DBON, karena dia kan bapaknya semua cabang olahraga di Indonesia," pungkasnya.

Ketua Umum PP PBFi, Irwan Alwi juga menyayangkan pencalonan Menpora Amali sebagai Waketum PSSI. Dia menilai Menpora Amali sudah cukup baik dalam membangun kepemudaan dan olahraga di Tanah Air. 

"Kita ketahui, di bawah Pak Menpora Zainudin Amali kita berhasil meroketkan olahraga hingga ke internasional saat Olimpiade Tokyo 2021," ujar Irwan Alwi.

"Saat itu, kita berhasil meraih lima medali (satu emas, satu perak dan tiga perunggu), Pencapaian ini lebih baik dari Olimpiade sebelumnya di Rio, Brasil, kita hanya dapat tiga medali saja (satu emas dan dua perak)," tambahnya. 

Tidak hanya itu, ia juga menyebutkan, di bawah pimpinan Menpora Zainudin Amali, kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 juga sukses menciptakan sejarah di mana berhasil mengumpulkan sembilan medai dengan rincian, dua emas, tiga perak dan empat perunggu. 

Ini adalah jumlah medali terbanyak sepanjang keikusertaan tim Merah Putih di ajang Paralimpiade. Sebelumnya, prestasi terbaik Indonesia di Paralimpiade adalah meraih enam medali di Toronto 1976 dan Arnhem 1980.

"Oleh sebab itu, seharusnya Pak Amali fokus saja menjalankan tugasnya di Kemenpora. Karena olahraga Indonesia masih membutuhkan beliau," tuturnya. 

Ia mengatakan, tugas menjadi orang nomor dua di induk cabang olahraga (cabor) itu tidak mudah, apalagi, cabor besar seperti sepak bola. Ia mengatakan, itu akan menguras tenaga dan pikiran Zainudin Amali. 

"Menjadi pemimpin cabor itu tidak mudah apalagi sebesar PSSI, dikhawatirkan konsentrasi tugas di dua jabatan (Menpora dan Wakteum PSSI) tersebut malah membuatnya tidak fokus dan malah menjadi berantakan dalam menjalankan tugas-tugas di dua tempat itu," tuntasnya. 

Wakil Ketua Umum II PB Persani, Dian Arifin menyebut Indonesia akan kehilangan sosok bapaknya cabang olahraga se-Indonesia, jika Menpora Amali terus ikut dalam kontestasi kepengurusan organisasi di tubuh PSSI itu.

"Sebagai Menpora, seharusnya pak Amali tidak perlu maju sebagai pengurus di cabang olahraga, terlebih mencalonkan diri sebagai wakil Ketua Umum, karena pekerjaan rumah terhadap olahraga Indonesia secara keseluruhan kan masih banyak, masih perlunya bimbingan-bimbingan dan arahan-arahan dari beliau untuk kemajuan banyak cabor," ucap Dian Arifin.

"Tentu kami para cabor sangat menyayangkan. Kita akan kehilangan seorang bapak cabang olahraga Indonesia yang saat ini sangat melekat pada sosok pak Zainudin Amali jika hal itu terjadi," jelas Dian. ***