JAKARTA - Setelah melalui kompetisi yang ketat dan pengumpulan suara dukungan selama perioda 4-25 Oktober 2016, sistem FishFace yang sedang dikembangkan oleh The Nature Conservancy (TNC) mendapatkan predikat sebagai pemenang pilihan masyarakat (People’s Choice Award). Konsep system untuk mengenal spesies ikan secara cepat dan akurat ini berhasil mengalahkan delapan kandidat lainnya. Selain menjadi pilihan juri, dukungan lebih dari 250.000 suara dari berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia juga turut mendukung kemenangan ini. Sebagai pemenang pilihan masyarakat, FishFace berhak atas hadiah utama senilai AUD 750.000. Hadiah ini akan digunakan untuk pengembangan sistem FishFace lebih lanjut.

TNC dengan dukungan Refind Technologies, perusahaan teknologi asal Swedia, mengembangkan FishFace untuk mendukung perbaikan tata kelola perikanan.  Sistem ini dibuat untuk dapat mendeteksi spesies dan panjang ikan dengan cara pemindaian, sehingga proses sortir ikan berdasarkan jenisnya dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Menariknya, proses ini dapat dilakukan baik oleh perusahaan pengolah ikan maupun oleh nelayan pada saat ikan tersebut ditangkap di laut. “FishFace menawarkan metode pengkajian stok ikan dengan biaya rendah, namun tetap dapat menyajikan data penting yang dibutuhkan untuk mengkaji dan mengelola perikanan dunia yang saat ini sedang dalam kondisi yang kurang baik,” ungkap Laksmi Larastiti, Fisheries Program Manager TNC Indonesia.

Perikanan Indonesia yang memiliki ragam spesies terbanyak di dunia masih belum memiliki kemampuan memadai untuk mengidentifikasi jenis ikan. FishFace akan menolong nelayan untuk menentukan spesies ikan yang ditangkap secara akurat dan efisien. “Terobosan ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan untuk mengkaji stok ikan tetapi lebih jauh akan membantu rekam jejak dan labeling ikan untuk ekspor. Karenanya, FishFace akan memperkuat posisi Indonesia sebagai eksportir hasil laut berkualitas tinggi yang terdepan,”  kata Rizal Algamar, Country Director TNC Indonesia.

Saat ini FishFace sedang dalam tahap uji coba sebagai “photo booth” yang akan merekam data spesies dan panjang ikan. Data yang direkam dengan menggunakan sistem FishFace diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk pengelolaan perikanan. Apabila data FishFace menunjukkan adanya tren penurunan stok ikan dengan panjang yang berbeda-beda, hal ini berarti eksploitasi penangkapan ikan terjadi secara berlebihan dan harus mulai diambil langkah-langkah-langkah untuk menanggulangi hal tersebut. FishFace akan diujicoba terlebih dahulu di Indonesia, untuk kemudian diuji secara akurat di Australia dan diharapkan dapat diluncurkan secara luas ke seluruh dunia.

Kondisi stok ikan di dunia terus berkurang – dengan perkiraan sekitar 90% perikanan dunia dalam status tereksploitasi penuh. Pada negara berkembang seperti Indonesia, penurunan kondisi perikanan dapat memiliki pengaruh buruk bagi lingkungan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya, diantaranya jutaan nelayan yang masih berada atau dibawah garis kemiskinan. “Sistem FishFace diharapkan dapat berperan penting dalam menjamin pasokan pangan bagi jutaan rakyat Indonesia,” tambah Rizal.

Google Impact Challenge Australia adalah kompetisi yang dibuat oleh Google untuk mendukung lembaga-lembaga non-profit yang berinovasi dengan menggunakan teknologi untuk mengatasi beragam permasalahan sosial besar dunia. Google memberikan lebih dari AUD 5 juta bagi 10 organisasi yang ingin mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan. Informasi lebih lanjut mengenai kompetisi ini dapat dilihat di www.impactchallenge.withgoogle.com/australia2016. ***