PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar mengatakan, sepanjang 167,22 kilometer (km) daerah pesisir di Provinsi Riau terdampak abrasi pada tiga pulau terluar, yakni Pulau Rupat, Rangsang dan Bengkalis.

"Abrasi yang terjadi pada tiga daerah pesisir tersebut, 5 tahun ke depan akan menjadi fokus oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)," kata Syamsuar kepada GoRiau.com, Sabtu (18/1/2020).

Syamsuar menegaskan, bahwa sudah menjadi tugas pemerintah daerah untuk merubah pola pikir masyarakat, agar tidak ada lagi berusaha panglong arang yang bahan bakunya dari kayu bakau.

"Warga harus diberikan pemahaman dan alternatif perekonomian yang tidak merusak hutan bakau di pesisir pantai," ungkap Syamsuar usai memimpin rapat persiapan kunjungan Tim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terkait penanganan abrasi di Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Dikatakan Syamsuar, ada banyak komoditas ekspor dan non ekspor yang potensial di Provinsi Riau sebagai alternatif sumber perekonomian bagi warga pembuat arang bakau.

"Contohnya, seperti budidaya rumput laut, peternakan, kelapa dalam, holtikultura, kopi liberika, pinang dan perikanan yang cocok dan sesuai di lahan gambut atau daerah pesisir," jelas Syamsuar.

Menurut Syamsuar, masalahnya abrasi tidak bisa dipandang sebelah mata, semua pihak harus bergerak cepat menyelamatkan daerah pesisir yang terdampak abrasi.

"Kalau daerah pesisir pulau-pulau terluar mengalami abrasi, kita juga yang rugi. Darat semakin berkurang, tempat tinggal masyarakat pun terancam. Mari, kita bersama-sama melakukan pencegahan terjadinya abrasi ini," ujar Syamsuar. ***