JAKARTA - Kebencian Wendy Lofu terhadap agama Islam mendorongnya mencari-cari kesalahan dalam Alquran. Ternyata, itulah skenario Allah SWT memberikan hidayah kepada pria keturunan Tionghoa asal Singkawang, Kalimantan Barat itu.

Dikutip dari Republika.co.id, pria yang kini berusia 30 tahun itu memutuskan bersyahadat (memeluk agama Islam) setelah gagal menemukan kesalahan dalam Alquran.

Setelah mualaf, Wendy Lofu tak menyangka, ternyata keluarganya menyambut baik keputusannya memeluk Islam. Padahal sebelumnya dia mendapat cap buruk di keluarga besarnya karena kenakalannya saat remaja.

Sebelum mualaf, keluarganya seakan-akan tak mengakui anak bungsu dari tujuh bersaudara itu karena kenakalannya. Namun ternyata, ibunya justru sangat bersyukur setelah dia memeluk Islam.

Sebab, dengan meyakini dan menjalankan satu agama, ibunya berharap akhlaknya dapat lebih baik. Karena memang meski dia beragama sebelumnya, tetapi tidak menjalankan ajaran agamanya.

Berbeda dengan ayahnya, almarhum ayahnya dahulu tidak menolak dan tidak juga menyetujui. Hanya saja dia mengingatkan untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dipilihnya.

Sebagai orang Tionghoa, ayahnya mengingatkan untuk tetap menjaga harga diri. Meskipun hidup sulit pantang bagi orang Tionghoa untuk meminta-minta. Sesulit apapun hidupnya sebagai Muslim harus tetap berusaha.

Kini, selain mendalami Islam di kajian yang diadakan MCI (Mualaf Center Indonesia), Wendy juga menjadi relawan mendampingi mualaf yang rawan aqidah maupun mualaf yang butuh perlindungan.

Karena keterbatasan anggaran, Wendy tidak bisa berbuat banyak. Apalagi di masa pandemi Covid-19, banyak orang terdampak ekonomi. Dengan bantuan modal dari MCI, Wendy pun berpikir untuk mencari tambahan dana untuk sedekah.

Wendy juga kini membuka usaha kue lapis legit resep warisan keluarga. Usaha ini dijalankan semata-mata untuk berdakwah.

Karena pelanggan yang membeli kue lapisnya dapat membeli dengan harga seikhlasnya. Hasil penjualan kue ini sebagian digunakan untuk membiayai kebutuhan mualaf di MCI.

Selain itu biasanya dalam pembuatan kue sering ada bahan tidak terpakai. Bahan tidak terpakai ini pun disedekahkan kepada masyarakat sekitar.

''Kami baru berjualan online di laman instagram kami @wendy_lofu, kami berharap bisa membuka toko, karena tujuan awal kami berdagang untuk bersedekah semoga usaha ini dapat berkembang,'' jelas dia.

Setiap orang pasti mendapat ujian, bukan hanya mualaf. Tetapi ujian bagi Wendy adalah bagian dari hidup untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bagi Wendy, meski kini hidup sederhana tetapi dia merasa menjadi Muslim adalah sebuah keberkahan. Dia tidak berpikir untuk memiliki kekayaan yang meluap, cukup rezeki yang Allah berikan untuk hidup dia dan keluarganya.

Dia berharap iman dan Islam tetap dibawanya hingga akhir hidupnya. Wendy berusaha untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam sebaik-baiknya.

Hidayah yang datang kepada Wendy Lofu, sama sekali tak disangkanya. Padahal, ia dulu menjadi orang yang sangat membenci Islam.

Wendy sejak kecil dididik ajaran Non-Muslim yang dianutnya. Dia juga mendapat pendidikan budaya China. Namun kedua hal tersebut tak juga menjaganya dari perilaku yang tidak baik.

''Banyak kenakalan di masa remaja yang saya lakukan termasuk dengan membuat tim untuk memfitnah Islam melalui media sosial,'' ujar dia.

Tahun 2000, kebencian terhadap Muslim menjadi-jadi. Dia pun mengaku bahwa menjadi pribadi yang anti terhadap Islam.

Untuk menguatkan fitnah, Wendy bahkan mencari bukti kuat melalui Alquran dan kisah Rasulullah SAW. Hidayah hanya Allah yang mengetahui kepada siapa dia akan datang.

Setelah khatam mempelajari Alquran, ternyata dia tidak menemukan satu kesalahan pun di dalamnya. Sehingga tidak ada bukti kuat yang dapat dijadikan dasar untuk menjalankan misinya memfitnah Islam.

''Ada satu ajaran soal poligami, dan saya berusaha untuk memfitnah Nabi bahwa poligami itu tidak sesuai dengan ajaran Islam yang mengedepankan akhlak, maaf, saya dulu mempertanyakan Nabi yang memiliki istri lebih dari satu karena nafsu belaka,'' ujar dia kepada Republika belum lama ini.

Ternyata ajaran poligami setelah dipelajari justru adalah untuk memuliakan wanita. Karena dahulu di Arab, banyak pria yang beristri lebih dari sembilan bahkan hingga puluhan. Maka Allah mengatur dalam Alquran untuk pria memiliki istri maksimal lebih dari empat dan itupun jika mampu.

Setelah menyadari tidak dapat menemukan bukti apapun, Wendy kemudian membubarkan tim fitnah. Kemudian dengan keyakinan penuh dia memeluk Islam.

Setelah mempelajari Alquran, ayat demi ayat dia meyakini bahwa Alquran adalah benar kitab suci tak hanya untuk muslim tapi juga seluruh manusia. Sebanyak 75 persen isi Alquran benar karena telah dan sedang terjadi sedangkan 25 persennya masih belum terjadi dan dia yakin akan terjadi seperti kiamat dan kehidupan kekal di akhirat.

''Saya mengakui Nabi Muhammad adalah pembawa pesan Alquran karena apa yang diucapkan 1.400 lalu, salah satu bukti sains misalnya terjadi beberapa ratus tahun kemudian,'' ujar dia.

Misalnya saja, ada api di dalam laut yang tidak padam oleh air di lautan dan air di lautan pun tidak mengering dilahap api tersebut. Hal ini telah tercantum di dalam Alquran dan ditemukan ahli ratusan tahun kemudian.

Tak hanya sains, Wendy juga meyakini bahwa Islam tidak mengajarkan perang keji. Tetapi perang adalah ketika membela Islam yang telah dihina. Bahkan Nabi Muhammad mengajarkan adab dalam berperang untuk tidak menebang pohon dan menyelamatkan sarang semut dengan tidak buang air sembarangan.

Setelah mempelajari Alquran otodidak, Wendy mendapatkan hidayah tersebut dan memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.***