PEKANBARU – Kecamatan Kampar Kiri Hulu di Kabupaten Kampar, Riau memiliki potensi wisata alam memesona. Tidak hanya memiliki destinasi wisata air terjun Batu Tilam di Desa Kebun Tinggi. Namun, daerah ini juga memiliki air terjun Batang Kapas.

Lokasinya terpencil di belantara yang menjadi wilayah Desa Lubuk Bigau, Kenegerian Pangkalan Kapas, Kecamatan Kampar Kiri Hulu.

Air terjun Batang Kapas Lubuk Bigau diperkirakan memiliki ketinggian 150 meter dengan panorama alam yang memukau.

GoRiau Lanskap air terjun Batang Kapa
Lanskap air terjun Batang Kapas Lubuk Bigau (Foto Heru Maindikali)
Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana alam yang asri, air terjun Batang Kapas Lubuk Bigau patut didatangi.

Dikelilingi hutan perawan dengan berbagai macam flora fauna, suguhannya adalah udara segar dan rasa damai dan tenang.

"Mata para pengunjung akan dimanjakan pohon-pohon berdaun lebat dan batu alam menjulang tinggi. Sementara, bunyi air yang jatuh dari ketinggian membuat tempat itu semakin eksotis saja," kata warga Pekanbaru, Iwan Gunawan, Sabtu (30/7/2022).

Diceritakan Iwan, petualangan sesungguhnya adalah ketika berangkat dari Desa kain lipat ini. Meski jarak menuju Lubuk Bigau adalah, 64 km, namun waktu tempuhnya bisa lebih dari empat jam.

"Jika kondisi cuaca sedang hujan, waktu di perjalanan akan semakin lama. Bisa enam hingga sembilan jam. Hal ini dikarenakan di beberapa titik kondisi jalannya masih tanah dengan banyak tanjakan terjal," ungkap pria berprofesi PNS itu.

Dijelaskan dia, untuk mengunjungi air terjun Batang Kapas, pengunjung bisa menggunakan mobil atau motor.

Dari Kota Pekanbaru dapat menuju Desa Lipat Kain yang berjarak 71 km. Waktu tempuhnya kurang lebih dua jam.

"Tiba di Lipat Kain, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Lubuk Bigau. Ada beberapa desa yang dilewati, di antaranya Desa Sontul, Tanjung Karang, Deras Tajak, dan Desa Batu Sasak," katanya pula.

Tiba di Desa Lubuk Bigau, imbuh iwan, wisatawan harus melanjutkan perjalanan. Untuk menuju lokasi air terjun ada jasa ojek yang bisa mengantar sejauh 4-5 km. Selanjutnya, adalah berjalan kaki melintasi hutan belantara selama kurang lebih 3 jam.

"Setelah tiba di air terjun, dinding batu di belakang air terjun menjadi pemandangan khas di lokasi ini. Sementara batu-batu berukuran masif bertumpuk-tumpuk di sisi bawah," Iwan menuturkan.

Beragam jenis tumbuhan liar menyembul dari celah di batuan. Butir-butir yang memercik ke segala arah menjadikan udara sekitar sejuk dan lembab.

Saat tertembus sinar mentari, terciptalah warna-warni pelangi yang pasti menghasilkan decak kagum bagi siapapun yang melihatnya.

Puas menikmati alam, aktivitas menyenangkan selanjutnya adalah merasakan kesejukan air terjun Batang Kapas. Pengunjung bisa mandi sepuasnya di tempat ini.

Namun, Iwan mengingatkan, agar wisatawan tidak disarankan menginap di lokasi air terjun. Konon, harimau sumatera dan beruang masih menghuni kawasan ini.

Kendati begitu, ada sebuah tempat beristirahat jika pengunjung kemalaman. Diyakini aman dari gangguan binatang buas. Lokasinya tepat di balik gemuruh air terjun.

Sebuah cekungan batu yang panjangnya sekitar 50 meter dengan lebar sekitar 2 hingga 4 meter bisa dijadikan tempat istirahat untuk menghabiskan malam.

Bagi wisatawan ingin menguji mental dan ketahanan, silahkan menjajal Air terjun Batang Kapas. Jangan lupa membawa peralatan berpetualang yang memadai dan wajib didampingi warga setempat. ***