JENEWA - Tindakan brutal yang dilakukan pasukan Israel dalam membubarkan aksi demo warga Palestina, di komplek Masjid al-Aqsha, Jumat (21/7/2017), menyebabkan tiga remaja Palestina terbunuh. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengecam kekerasan pasukan Israel tersebut.

Guterres menegaskan, sangat menyesalkan pembunuhan tiga warga Palestina, yang salah satunya ditembak oleh seorang pemukim Israel. Ia menyerukan penyelidikan pada Sabtu (22/7), beberapa jam setelah demonstrasi warga Palestina di sekitar al-Aqsha menjadi semakin memanas.

Dia juga mendesak para pemimpin Israel dan Palestina untuk menahan diri dari aksi -aksi yang dapat semakin meningkatkan ketegangan. Menurutnya, situs suci harus menjadi ruang untuk refleksi diri, bukan untuk kekerasan.

Mengutip Guterres, juru bicara wakil PBB Farhan Haq mengatakan organisasi tersebut memahami masalah keamanan di sana. Namun di sisi lain, yang paling penting adalah status quo di situs suci itu tetap dipertahankan.

Pasukan keamanan Israel dengan keras melawan demonstran yang berunjuk rasa, pada Jumat (21/6). Israel menembaki amunisi, gas air mata, dan peluru karet ke arah kerumunan orang-orang Palestina yang melakukan demonstrasi.

Para demonstran menentang kebijakan Israel, yang membatasi laki-laki Muslim di bawah usia 50 tahun untuk memasuki kompleks masjid. Mereka juga menentang pemasangan detektor logam di pintu masuk kompleks.

Pada Jumat (21/7), seorang pemukim Israel membunuh Muhammad Mahmoud Sharaf, remaja berusia 18 tahun, di Ras al-Amud di Yerusalem Timur yang diduduki. Seorang remaja Palestina berusia 20 tahun, Muhamad Hasan Abu Ghanam, kemudian juga terbunuh oleh tembakan langsung selama demonstrasi di Yerusalem.

Pasukan Israel membunuh remaja Palestina ketiga, Muhamad Mahmoud Khalaf yang berusia 17 tahun, dalam sebuah bentrokan di Tepi Barat. Menurut Bulan Sabit Merah, ada 450 orang yang terluka oleh pasukan Israel selama demonstrasi di Yerusalem dan Tepi Barat.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan penghentian semua kontak dengan Israel sampai Israel membatalkan tindakannya di Masjid al-Aqsha dan mempertahankan status quo.***