PEKANBARU - Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2562 BE/2018 di Persamuan Umat Buddha Bodhisatva Mahasthamaprapta Senin (28/5/2018) berlangsung khidmat dengan mengambil tema 'Harmoni dalam Ke-Bhinnekaan untuk Bangsa' diangkat untuk menrefleksikan keberagaman Indonesia.

"Seiring dengan momentum Waisak tersebut, kita telah memulai rangkaian kegiatan Waisak 2562 BE/2018 sejak tanggal 10 Mei 2018 lalu dengan Fangshen (melepaskan mahluk hidup ke alamnya)," kata Suryanti selaku Ketua Persamuan Umat Buddha Bodhisatva Mahasthamaprapta Pekanbaru.

Kemudian dilanjutkan dengan Pembagian Makanan Pendamping (PMP) ke Posyandu, pembagian takjil, buka puasa bersama dengan anak-anak dari tiga panti asuhan, dan Perayaan Hari Tri Suci Waisak pada Tanggal 28 Mei 2018 dan terakhir perayaan Waisak bersama dengan warga binaan Rutan Kelas II B Sialang Bungkuk Pekanbaru.

Dengan di Pimpin oleh UP Widarto dan dihadiri anggota Sangha Agung Indonesia yakni Bhante Bhadraprabhawa, YL Bhadrasari, dan YL Bhadraesli umat memadati Baktisala. Perayaan Waisak di mulai dengan persembahan puja dari muda-mudi Persamuan dan Pembaca Parita oleh semua umat Persamuan.

Dalam Dhammadesanya, Bhante Bhadraprabhawa membacakan pesan Waisak dari Ketua Umum Sangha Agung Indonesia (Sagin) YM Bhikkhu Khemacaro Maha Thera yang menekankan pada Bhinneka Tunggal Ika, meski berbeda-beda tetapi tetap satu.

"Itu merupakan Sebuah kalimat dari seorang Guru Dharma dizaman Majapahit, yaitu Empu Tantular di abad ke empat belas. Dan semboyan ini masih terus menjadi kekuatan pemersatu dan harmoni dalam kebhinnekaan untuk bangsa," tutur Suryanti.

"Kita berharap, momentum Waisak 2562 BE tahun 2018 ini bisa menguatkan kembali harmoni dalam kebhinnekaan seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga keutuhan bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia," tambahnya.

Acara Perayaan Waisak 2562 BE/2018 di Persamuan Umat Buddha Boshisatva Mahasthamaprapta Pekanbaru juga diisi dengan Visudhi Tisarana, yakni pernyataan berlindung pada Buddha, Dhamma, dan Sangha dan Upasaka/Upasika (pengambilan lima sila) serta Baby Blessing.

"Selain Merayakan Waisak 2562 BE/2018, momen ini juga dijadikan ajang silahturahmi dan saling berbagi pengalaman dengan sesama umat. Dan acara di tutup dengan makan bersama para tamu yang hadir," pungkasnya.

Waisak sendiri berasal dari kata Pali 'Vesakha' (Vaisakha: Sansekerta) merupakan nama bulan dalam sistem kalender Buddhis. Tiga peristiwa penting terjadi dibulan Waisak (bulan Mei Masehi) yaitu kelahiran Pangeran Sidharta, Bodhisatva Sidharta mencapai Penerangan Sempurna dan Parinibbana.

Ketiga peristiwa penting ini semuanya terjadi pada bulan purnama di bulan Waisak, yang merupakan bulan ke-5 sistem penanggalan pada masa Buddha Gautama. Pada masa ini, hari Waisak dirayakan oleh umat Buddha di Indonesia saat bulan purnama di bulan Mei ini dan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Persamuan Umat Buddha Bodhisatva Mahasthamaprapta Pekanbaru.***