PEKANBARU - Puluhan tahun ikut membesarkan 'pohon beringin' di Provinsi Riau nyatanya tak membuat Bakal Calon Wakil Bupati Inhu, Supriati menjadi pilihan utama Golkar di Pilkada serentak Riau. 

Pasalnya, Golkar lebih memilih mendukung Istri Bupati Inhu Yopi Arianto, yakni Rezyta Meylani ketimbang Supriati yang sudah pernah mengabdi untuk Golkar, bahkan pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten periode 1999-2004, 2004-2009, dan DPRD Provinsi 2009-2014, 2014-2019.

Baca juga : Pilkada Inhu, Anak Kolong Ini Ingin Maju Pilkada Mendampingi Mantan Polisi

Yopi Arianto sendiri saat ini masih tercatat sebagai Ketua DPD II Golkar Inhu sekaligus Bupati Inhu dua periode. Pilkada 2020, Yopi dipastikan akan mendukung istrinya, Rezyta berpasangan dengan Djunaedi usai mengantongi dukungan dari Golkar, Minggu (12/7/2020) silam.

Sekalipun posisinya 'tergeser' istri bupati, Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Riau ini masih bangga mengaku sebagai kader Golkar kepada wartawan, Rabu (2/9/2020). 

"Saya kader Golkar, malah saya sudah dua periode di DPRD Riau, saya juga (pernah) Ketua Fraksi Golkar," kata Supriati usai menerima dukungan dari PDIP di Pekanbaru, Rabu (2/9/2020).

Sekarang, lanjut Supriati, dirinya akan maju mendampingi pensiunan polisi berpangkat Jenderal Bintang Dua, Wahyu Adi. Mereka sudah didukung oleh PAN, Perindo, Demokrat dan PDIP.

"Saya maju dengan Pak Wahyu Adi. Rasa saya, kader Golkar yang maju (lain partai) selama ini sudah banyak. Asal jangan kita memakai lambang partai, gitu aja. Saya tidak usah banyak komentar lah ya," tegasnya.

Baca Juga : Resmi PDIP Usung Pensiunan Polisi dan Politisi Golkar di Pilkada Indragiri Hulu

Disinggung apakah dia sudah meminta izin langsung kepada Ketua DPD I Golkar Riau, Syamsuar, Supriati mengaku sudah berupaya. Namun, Gubernur Riau tersebut mengaku masih sibuk dan tak mau diganggu.

"Saya sudah menyampaikan melalui Ikhsan. Saya jumpa dengan dia, bahwa saya mau maju. Saya sudah minta izin.  Ikhsan sebagai kader Golkar dengan jabatan Pemenangan Pemilu, dia akan menyampaikan (ke Syamsuar). Karena waktu itu, saya mau jumpa pak Syamsuar tidak bisa dijumpai karena beliau tidak mau diganggu. (Karena) Persiapan pelantikan eselon II," tutupnya. ***