PEKANBARU - Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Provinsi Riau menyatakan sejumlah biro perjalanan moda transportasi udara menolak menjual tiket pesawat domestik selama sepekan di wilayah setempat.

"Ini sebagai bentuk protes perusahaan tour and travel terhadap mahalnya harga tiket pesawat domestik pascalibur tahun baru 2019," kata Ketua Asita Provinsi Riau, Dede Firmansyah, di Pekanbaru, Rabu, 16 Januari 2019.

Dede menjelaskan kesepakatan menolak menjual tiket pesawat domestik ini akan dilakukan selama satu pekan mendatang. Menurut dia, ini dilakukan bukan karena sepi pembeli, tapi bukti pihak tour and travel tidak setuju atas kenaikan harga tiket pesawat yang begitu tinggi.

Selain juga sebagai upaya untuk mendorong pihak terkait duduk bersama menyelesaikan masalah harga tiket yang melambung. Sebab Dede mengatakan harga tiket pesawat belum turun meski sudah ada kesepakatan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) pada Ahad lalu untuk menurunkan harga tiket.

"Kemarin sudah keluarkan pernyataan harga turun sampai 60 persen. Tapi pada kenyataannya di Pekanbaru tetap saja, Garuda Rp 1,8 juta, Lion Air 971 ribu turun tapi enggak sampai 20 persen seperti yang dijanjikan INACA," ujar Dede yang juga memiliki travel Butik Tours.

Menurut dia, ini ada sekitar 168 perusahaan biro perjalanan wisata yang terdaftar di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asita Riau.

Sementara itu salah satu pemilik Travel umrah dan haji plus Muhibah Mulia Wisata di Pekanbaru, Ibnu Masud terpaksa menutup penjualan tiket penerbangan domestik karena harga tiket masih mahal. Ibnu enggan melayani penjualan tiket domestik tersebut.

"Penerbangan domestik mahal, ditambah ada biaya bagasi yang hampir sama besarnya dengan harga tiket. Ini sangat merugikan dunia usaha dan masyarakat pengguna jasa penerbangan," kata Ibnu.

Ibnu mengaku walau ada informasi dari pihak maskapai memang ada penurunan harga tiket, kenyataannya tidak demikian. Harga tiket tetap mahal, baik maskapai, Lion Air, Batik Air, Garuda Indonesia maupun Cityilink.

Tiket Lion rute Pekanbaru-Jakarta yang biasanya sekitar Rp 550 ribu sampai Rp 700 ribu, saat ini melonjak menjadi Rp1.400.000 sampai Rp1.500.000. Belum lagi membayar bagasi bagi masyarakat yang membawa barang-barang yang banyak.

Begitu juga dengan Batik Air, harga tiketnya masih di atas Rp1.400.000, Garuda bahkan mencapai harga Rp1.800.000 ke atas.

"Jadi apanya yang turun? Kasihan masyarakat banyak yang menunda perjalanan, bahkan pariwisata kita pun hancur karena enggannya wisatawan datang karena mahalnya harga tiket," kata Ibnu.

Ahad lalu, INACA memutuskan untuk menurunkan harga jual tiket pesawat. Hal ini menyusul adanya keluhan dari masyarakat karena mahalnya harga tiket. Ketua Umum INACA IGN Askhara Danadiputra mengatakan, asosiasi telah mendengar keluhan masyarakat sehingga maskapai menurunkan harga tiket pesawat. ***