JAKARTA -Pada SEA Games XIX Manila, Filipina 1991, cabang olahraga anggar pernah menjadi andalan Indonesia. Saat itu, Tim Anggar Indonesia merebut 10 dari 12 medali emas yang diperebutkan pada ajang pesta olahraga dua tahunan negara-negara Asia Tenggara tersebut disumbangkan bagi kontingen Merah Putih.

Kini, prestasi cemerlang 28 tahun lalu yang terukir saat Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB Ikasi) dipimpin Alm Widarsa Dipraja itu hanya tinggal kenangan indah yang tak mungkin terulang kembali saat SEA Games kembali digel;ar di Filipina, 31 November hingga 12 Desember 2019. 

Bukan hanya prestasi cemerlang pada SEA Games saja yang diukir cabang olahraga anggar, tetapi prestasi yang dicatat Silvia Kuswandi dengan meraih perak nomor degen putri pada Asian Games 1990 pun hanya tinggal sejarah. Prestasi itu tak pernah terulang kembali hingga Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Jangankan menyamai prestasi Silvia, satu medali pun tak direngkuh padahal tampil di hadapan publik sendiri. 

"Ya, prestasi cemerlang cabang olahraga anggar Indonesia itu hanya tinggal kenangan indah. Kejadian 28 tahun itu tak mungkin terulang kembali di tempat yang sama," kata mantan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Ikasi, Eman Sumusi di Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2019. 

Prestasi itu terlampaui Tim Anggar pada saat Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games Jakarta 1997. Sebanyak 11 dari 12 emas berhasil disumbangkan bagi Kontingen Indonesia yang menjadi juara umum untuk terakhir kalinya pada pelaksanaan SEA Games. Penurunan prestasi anggar Indonesia terjadi pada SEA Games Singapura 2015 dimana Indonesia tak mendapatkan satu medali emas pun. Begitu juga pada SEA Games Malaysia 2017 hanya satu perunggu yang mampu diraih.

Pada SEA Games Filipina 2019, Tim Anggar Indonesia bearni menargetkan dua medali emas dengan berdasarkan peringkat atlet floret putri yang lebih baik dari atlet-atlet dari negara Asia Tenggara pada Asian Games Jakarta 2018. "Target dua medali emas di SEA Games Filipina 2019 itu cukup berat. Bukan saya mengecilkan tetapi saat ini peta kekuatan anggar itu sudah beralih ke Thailand, tuan rumah Filipina dan Singapura," jelas Eman Sumusi.

Penyebab menurunya prestasi anggar Indonesia, kata Eman, tidak terlepas dari kurangnya inovasi dalam soal teknik. "Kita kurang inovasi dalam soal teknik. Itu yang menjadi penyebab mundurnya prestasi anggar Indonesia," tandasnya. ***