KAMPAR – Petani di Kabupaten Kampar, Riau mengeluhkan harga beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pasang harga murah hingga menolak TBS.

Keluhan dikemukakan Bertus, seorang petani yang juga pemasok TBS ke PKS PT. Anderson Unedo (AU) di Desa Petapahan Kecamatan Tapung, kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (15/5/2022).

"Harganya Rp1.870, Rp1.760, begitulah," katanya.

Ia mengeluhkan harga tidak menentu. Pabrik menurunkan harga tiba-tiba tanpa sosialisasi terlebih dahulu.

"Kadang diturunkan sampai Rp250. Suka-sukanya aja. Sudah nggak menentu lagi. Begitulah di sini," ujarnya.

Ia juga mengeluhkan pabrik menolak buah petani lokal. Alasannya tidak berdasar. Misalnya, persoalan kualitas TBS dan lokasi kebun asal. Padahal dia sendiri berlokasi sekitar 7 kilometer dari PT. Anderson Unedo.

Ia menjelaskan sistem penerimaan buah di pabrik yang diberlakukan di PT. AU. Saat TBS tiba di pabrik, didata oleh bagian sortasi. Lalu petugas sortasi melapor ke bagian pembelian pabrik. Pada tahap inilah, bagian pembelian menolak TBS.

"Sortasi melapor ke Johannes. Dialah Kepala Bagian Pembelian (PT. AU). Di situlah dibilang buah ditolak," ujarnya.

Ia sendiri tidak mengetahui pasti yang melatarbelakangi perlakuan pabrik tersebut. Ia heran, alasan yang dikemukakan pihak pabrik tidak pernah terlontar sebelumnya.

"Dibilanglah buah tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Buah dari jauhlah. Nggak masuk akal alasannya," katanya.

Menurut dia, berdirinya pabrik tidak terlepas dari dukungan petani sekitar. Dukungan petani menjadi syarat jaminan ketersediaan bahan baku saat mengurus perizinan.

"Pihak perusahaan sendiri yang mendatangi petani untuk meminta dukungan," ujarnya.

Tetapi kini, kata dia, TBS petani lokal terkesan diacuhkan.

Ia berharap, persoalan harga tidak mencekik petani. Apalagi harga pupuk selangit. Ia meminta pemerintah turun tangan.

Sementara itu, pihak perusahaan belum dapat dikonfirmasi.***