PEKANBARU - Beberapa pendapat dan asumsi pun bermunculan, setelah bendera dan atribut Partai Demokrat dirusak oleh orang tak dikenal di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Jumat (14/12/2018) malam lalu.

Diantaranya, tudingan bahwa ada yang tidak suka dengan kedekatan Presiden Indonesia periode 2004-2014, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden saat ini, Joko Widodo. 

Menanggapi hal tersebut, putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, bahwa hal tersebut bisa saja terjadi. Sebab, selama ini, hubungan Jokowi-SBY pun cukup dekat.

"Bisa jadi tujuannya seperti itu. Ada yang tidak suka dengan kedekatan Pak SBY dan Pak Jokowi," ujar AHY kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Senin (17/12/2018).

Namun, jika memang niatnya seperti itu, lanjut AHY, ia sangat menyayangkan. Pasalnya, Jokowi dan SBY merupakan politisi yang sama-sama menjadi presiden di periode berbeda. 

"Pak Jokowi dan Pak SBY ini panutan masyarakat Indonesia. Keduanya pun saling menghormati, tidak baik kalau dibentur-benturkan, karena sudah jelas, Pak SBY bukan calon presiden," jelasnya.

AHY yang juga Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat ini berharap, agar kejadian anarkis seperti ini tak terulang lagi. Ia meminta, agar masyarakat dan kader partai politik untuk selalu menjaga suasana jelang pemilu, dan menghindari ujaran kebencian.

"Ini masih Desember, masih ada beberapa bulan lagi jelang pemilu, tapi atribut partai sudah dirusak begini. Karena itu kita berharap, hal ini bisa segera diusut sesuai hukum yang berlaku," tutupnya.

Sebelumnya, Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni menduga, perusakan bendera dan atribut Demokrat tersebut merupakan upaya pihak-pihak yang tidak menyukai kedekatan Jokowi dan SBY. Apalagi, keduanya tengah mengunjungi provinsi yang sama. ***