PALEMBANG - PT Pertamina (Persero) kini mulai melakukan inovasi baru mengolah minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi bahan bakar ron 88 sekelas Premium di Kilang Refinery Unit III Plaju, Palembang.

Pengolahan produk turunan CPO dengan teknologi co-processing itu diklaim dapat menghemat devisa negara hingga di US$ 160 juta karena dapat mengurangi impor minyak mentah (crude oil).

Direktur Pengolahan PT Pertamina, Budi Santoso mengatakan inovasi berupa teknologi co-processing tersebut adalah dengan menggabungkan sumber bahan bakar alami dengan sumber bahan bakar fosil. Selanjutnya diproses dalam kilang untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.

"Ini karena CPO kami diambil dari dalam negeri, untuk transaksinya pun dilakukan dengan rupiah. Jadi dapat mengurangi defisit anggaran negara dan hasil bahan bakarnya ramah lingkungan," terang Budi ketika meninjau langsung implementasi co-processing CPO di Kilang RFCCU RU III Palembang, Jumat (21/12/2018).

Proses pengolahan CPO-nya sendiri, kata Budi, dilakukan di fasilitas Residue Fluid Catlytic Cracking Unit yang ada di kilang Pertamina Plaju. Di mana kilang memiliki itu berkapasitas 20.000 barel stream per hari.

Dalam prosesnya produk turunan dari CPO, refine bleach deodorize palm oil (RBDPO) terbebas dari getah dan bau dicampur dengan sumber bahan fosil. Selanjutnya dilakukan pencampuran bahan kimia yang akan menghasilkan bahan bakar jenis Premium.

"Pencampuran CPO dengan bahan bakar fosil secara teknis dapat lebih sempurna dengan proses kimia. Sehingga perpaduan itu menghasilkan bahan bakar ron 88 dengan kualitas yang lebih tinggi. Ini terjadi karena nilai octane mengalami peningkatan signifikan," katanya.

Bahkan, hasil iplementasi co-processing tersebut juga dapat menghasilkan Green Gasoline Octane 90. Yang dikalkulasikan sebanyak 405 MB per bulan atau setara 64.500 kilo liter per bulan untuk produksi Green LPG sebanyak 11.000 ton per bulan.

Budi menyebut, ada beberapa perseroan yang bakal menerapkan langkah serupa, Inovasi ini bahkan akan diperluas hingga ke jenis bahan bakar lainnya, baik green gasoil (bahan bakar solar) maupun green avtur.

"Ke depan, langkah ini akan diikuti kilang lainnya yakni di Kilang Cilacap, Balongan dan Dumai. Bahkan diperluas untuk jenis bahan bakar solar maupun green avtur," tutupnya.***