JAKARTA -- Allah SWT telah mengabarkan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW dalam Taurat dan Injil. Sehingga, sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, para ahli kitab Taurat dan Injil sudah mengetahui ciri-ciri nabi dan rasul akhir zaman tersebut.

Dikutip dari Republika.co.id, seperti dikisahkan tentang bagaimana seorang pemuka Yahudi mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW yang telah tercantum dalam Taurat dan Injil. Sahabat bin Malik Al Asyjai menceritakan, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW melakukan suatu perjalanan. Malik Al Asyjai pun turut menyertai Nabi hingga mereka masuk ke dalam Sinagog Yahudi pada saat orang-orang Yahudi sedang merayakan hari rayanya. 

Orang-orang Yahudi itu pun tak menyukai kedatangan Nabi dan Malik Al Asyjai berada di tengah-tengah mereka. Rasulullah pun berkata kepada orang-orang Yahudi itu. 

''Wahai kaum Yahudi, beritahukanlah kepadaku ke-12 lelaki di antara kalian yang bersaksi bahwasanya tiada tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah. Niscaya Allah akan mengugurkan pada setiap Yahudi yang ada di bawah kolong langit, kemurkaan yang ditimpakan pada mereka.''

Seketika orang-orang Yahudi itu pun terdiam. Tak ada satu orang pun yang menjawab. Rasulullah kemudian mengulangi pernyataan sampai tiga kali. Tetapi tak ada satu orang pun yang menjawab. Maka Rasulullah pun berkata: 

''Kalian tak mau? Maka demi Allah, akulah Al Hasyir (yang mengumpulkan) dan akulah Al Aqib (yang datang kemudian) dan akulah Al Muqaffa (yang dihormati). Kalian percaya atau mendustakan?.'' 

Nabi Muhammad pun pergi dengan disertai Malik Al Asyjai. Ketika hampir keluar dari Sinagog, tiba-tiba ada seorang lelaki  Yahudi dari arah belakang Rasulullah berkata: ''Sepertinya engkau Muhammad.''

Lelaki itu pun menghadap pada kaumnya, yakni orang-orang Yahudi seraya berkata, ''lelaki macam apa kalian mengenal diriku di kalangan kalian, wahai kaum Yahudi?'' 

Orang-orang Yahudi itu pun menjawab. bahwa sesungguhnya mereka tidak mengenal seseorang pun yang lebih mengetahui tentang Alkitab dan lebih mengerti tentang isinya dibandingkan lelaki Yahudi itu dan silsilah keluarganya. Seketika itu lelaki Yahudi itu justru bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah nabi sebagaimana dijelaskan dalam kitab samawi.  

''Sesungguhnya aku bersaksi dengan nama Allah, bahwa dia adalah nabi yang kamu dapati tercantum dalam Taurat dan Injil.'' 

Akan tetapi kaum Yahudi tidak memercayai ucapan lelaki itu dan menyebutkannya telah berdusta dan membantahnya. Rasulullah kemudian menimpali bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudi itulah yang berdusta dan perkataannya tidak diterima.  

Lelaki Yahudi yang paling pandai di antara kaumnya itu pun menghampiri Nabi Muhammad dan mengakui kenabian Rasulullah. Dia adalah Abdullah bin Salam.

Setelah itu Rasulullah, Malik Al Asyjai dam Abdullah bin Salam meninggalkan orang-orang Yahudi itu. Maka Allah menurunkan surat Al Ahqaf ayat 10, yang artinya sebagai berikut:

''Katakanlah: Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Alquran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.''***