YERUSALEM - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan pembekuan semua kontak Palestina dengan Israel pasca kekerasan pasukan Zionis Israel di kompleks Masjid al-Aqsa yang menyebabkan tewasnya tiga muslim Palestina.

Pembekuan semua kontak antara Palestina dan Israel diumumkan Mahmoud Abbas melalui pidato yang disiarkan di televisi pada Jumat malam.

Abbas mengatakan semua kontak resmi dengan Israel akan dibekukan sampai detektor logam yang dipasang di kompleks masjid suci umat Islam itu dilepas.

''Saya menyatakan penghentian semua kontak dengan pihak Israel di semua tingkat sampai dia membatalkan tindakannya di Masjid Al-Aqsa dan mempertahankan status quo,'' kata Abbas, yang dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (22/7/2017).

Pengumuman dari Abbas muncul setelah tiga warga Palestina tewas saat bentrokan dengan pasukan keamanan Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat pada hari Jumat. Mereka tewas setelah polisi Israel menembakkan amunisi, gas air mata, dan peluru karet untuk membubarkan demonstran Palestina.

Jurnalis Al Jazeera, Harry Fawcet, melaporkan bahwa tindakan Abbas merupakan langkah besar. ''Itu berarti mengakhiri kerja sama keamanan, itu adalah sesuatu yang sebagian besar orang Palestina telah minta,'' katanya.

''Ini adalah cara untuk mencoba meningkatkan tekanan pada Israel untuk menghapus detektor logam yang telah memicu demonstrasi,'' lanjut dia.

Para pemimpin muslim dunia menuduh detektor logam tersebut merupakan bagian dari upaya Israel untuk memperluas kontrol atas situs suci di Yerusalem tersebut. Israel membantah tuduhan itu.

PBB telah menyerukan de-eskalasi kekerasan dan ketegangan di Yerusalem. Juru bicara PBB, Farhan Haq, mengatakan kebebasan umat beragama di Yerusalem harus dihormati.

''Apa yang penting bagi semua orang di tempat-tempat suci, termasuk semua jemaah di tempat-tempat suci, merasa bahwa kebebasan beragama mereka dihormati,'' katanya.

''Masalahnya rumit dan kami memahami masalah keamanan yang sah, namun di sisi lain penting bahwa status quo di lokasi tetap dipertahankan.''***