RENGAT - Pemilik pangkalan gas elpiji tiga kilogram mengaku masih kewalahan melayani permintaan masyarakat karena kuota yang diterima dari agen penyalur gas bersubsidi pemerintah terbatas. Bahkan kuota yang diterima pangkalan jauh lebih sedikit dari jumlah permintaan masyarakat yang ada di sekitar lokasi pangkalan.

Seperti yang dialami oleh, Sudirman, pemilik pangkalan gas Pratama Pekan Heran, Indragiri Hul, Riau. Dirinya mengaku, setiap kali masuk 1 kali dalam seminggu, jumlah gas yang diterima dari agen penyalur hanya 260 tabung.

Jumlah itu, tentu jauh lebih sedikit dari jumlah yang dibutuhkan masyarakat. Pasalnya, jumlah KK (kepala keluarga) yang ada di Desa Pekan Heran tempat pangkalan itu berdiri, jauh lebih banyak.

"Kuota gas yang kita terima setiap minggu dari agen penyalur hanya 260 tabung, sedangkan jumlah KK yang masuk dalam daftar pelanggan pangkalan ini sebanyak 888 KK,'' tutur Sudirman.

Salah satu tingginya permintaan gas itu, sebut Sudirman, karena adanya lonjakan konsumen atau masyarakat yang terus beralih dari minyak dan kayu bakar ke gas.

Selain itu, jumlah pangkalan gas dalam satu desa juga sangat minim, ditambah jauhnya jarak dari satu pangkalan dengan pangkalan yang lain yang membuat konsumen dalam satu pangkalan menumpuk, terangnya.

Setiap kali pasokan gas masuk, dalam hitungan jam langsung habis terjual, sehingga masyarakat yang datang terlambat tidak kebagian dan harus mencari ke pangkalan lain. ***