PEKANBARU- Masyarakat korban banjir dikhawatirkan bisa terserang penyakit leptospiorosis atau yang biasa dikenal penyakit kencing hewan. Penyakit tersebut dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit gagal ginjal dan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Lalu bagaimana dengan Provinsi Riau, mengingat beberapa wilayahnya dilanda banjir?

"Untuk di Riau, sampai sekarang penyakit leptospirosis belum ada ditemukan. Kita memang harus mewaspadai, karena penyakit tersebut biasanya muncul di pemukiman yang daerahnya rawan banjir," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Andra Sjafril kepada GoRiau.com, Sabtu (27/2/2016) di Pekanbaru.

Ia pun menuturkan bahwa laporan data penderita leptospirosis seluruh kabupaten/kota di Riau nihil. Untuk mencegahnya, kata Andra, masyarakat diimbau untuk selalu membiasakan diri hidup sehat dan menggunakan air bersih.

Meski penyakit leptospirosis harus diwaspadai di daerah rawan banjir, namun penyakit yang disebabkan oleh kuman leptospira tersebut lebih dominan terjadi didaerah tropis dan lembab.

"Kuman ini ada di ginjal hewan yang keluar melalui air kencing, seperti kencing tikus, kucing dan anjing. Diantaranya dapat menyebabkan gagal ginjal, gagal pernafasan, dan gagal hati ," ungkapnya.

Proses penularan penyakitnya, ialah ketika air yang telah tercemar kuman leptosipira menempel pada kulit manusia. Sehingga kuman dapat menular lewat saluran mulut karena air terminum dan menempel pada kulit yang luka. Gejalanya berupa demam, nyeri otot, perdarahan di mata dan kencing berwarna kuning.. ***