SELATPANJANG - Seorang oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Meranti dikabarkan sempat marah dan membentak petugas medis yang bertugas memeriksa dan memantau penumpang di Pelabuhan Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, pada Senin (30/3/2020) sekira pukul 07.30 Wib.

Salah seorang petugas medis, Drg Hamidah mengatakan saat itu ia bersama dua rekan medis lainnya sedang bertugas di pelabuhan untuk melakukan pemantauan dan pemeriksaan penumpang terkait pencegahan virus Corona atau Covid-19.

"Disaat kami lagi bertugas, dia mendatangi kami dan meminta masker, lalu kami memberi penjelasan bahwa kami tidak ada membawa lebih dan hanya membawa tiga lembar saja untuk petugas disini. Lalu saya jelaskan jika masker itu adanya di Puskesmas dan kami hanya membawa sesuai kebutuhan untuk petugas dan orang sakit," kata Drg Hamidah.

Dikatakannya, setelah mendapatkan penjelasan, oknum anggota DPRD itu tidak terima dan terlihat emosi.

"Tidak terima dengan penjelasan itu, ia mulai emosi dan membentak-bentak kami didepan masyarakat dan penumpang yang ada disekitar lokasi dan dia lalu pergi sambil memfoto saya menggunakan kamera smartphonenya," ungkap Hamidah.

Menanggapi hal itu, oknum anggota DPRD yang diketahui bernama Boby Hariyadi ketika ditemui sejumlah wartawan di gedung DPRD Kepulauan Meranti mengakui jika dirinya sempat meminta masker kepada petugas medis, namun tidak sampai marah dan membentak seperti yang diutarakan oleh petugas medis.

"Waktu di pelabuhan saya bertanya kepada petugas apakah ada masker. Lalu dijawab jika masker ada di Puskesmas, lalu saya tanyakan lagi kalau memang ada kenapa tidak diletakkan di pelabuhan saja biar masyarakat bisa menggunakannya. Namun ketika saya tanyakan dia tidak begitu respon namun sibuk mengetik di handphone-nya. Saya pun tidak tahu jika dia petugas kesehatan karena mukanya tertutup masker," kata Boby didampingi anggota DPRD lainnya, Dedi Yuhara Lubis dan Tengku Mohammad Nasir.

Sambil berlalu pergi, Boby mengaku sempat mengambil foto petugas tersebut dengan smartphonenya.

"Saya akui saya ada ambil fotonya namun tidak ada maksud lain, hanya ingin memastikan saja jika dia petugas. Saya pastikan tidak ada indikasi lain, saya juga tidak dendam dan tidak memperpanjang masalah ini. Kalau dia salah saya maafkan, dan jika saya salah, saya yang minta maaf," ungkapnya.

Sementara itu, Dedi Yuhara Lubis menambahkan bahwa ini hanya miskomunikasi sehingga terjadinya persoalan tersebut. Untuk itu, Dedi berharap kedepannya agar hal demikian tidak terulang lagi.

"Ini hanya miskomunikasi, mudah-mudahan jangan sampai terulang lagi untuk kedepannya. Apalagi saat ini kita sedang dilanda virus Corona, harusnya saling bergandeng tangan bukan malah sebaliknya," pungkasnya. ***