PEKANBARU - Usai makan siang, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Syafruddin, dihadang massa disebuah rumah makan Jalan Kaharuddin Nasution, Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (6/3/2019).

Massa menuntut adanya kejelasan tanah yang diduga diserobot oleh perusahaan. Massa yang berjumlah tidak sampai 10 orang ini, meminta kepada menteri dan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar untuk menyelesaikan permasalahan lahan tersebut.

Syamsuar dengan penuh kesabaran menenangkan massa yang mencoba menyampaikan aspirasinya kepada Tjahjo Kumolo. Syamsuar pun mengajak salah seorang massa aksi berbicara dengan penuh kesabaran.

"Nanti pak, bukan begitu menyelesaikan masalah pak. Sementara kami sendiri belum tahu masalahnya," kata Syamsuar kepada massa yang melakukan aksi penghadangan dengan suara yang tenang dari pantauan GoRiau.com.

Massa yang meminta untuk berbicara dengan Mendagri Tjahjo memdapatkan kesempatan menyampaikan aspirasinya dihadapan Gubri Syamsuar.

Salah seorang massa aksi penghadangan meminta kepada Menteri Tjahjo kalau Presiden RI Joko Widodo pernah berjanji terhadap masyarakat Desa Koto Aman, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, akan membebaskan 1.500 hektar lahan masyarakat yang dikuasai oleh PT Sekar Bumi Alam Lestari (SBAL) sejak tahun 1991.

"Kemana kami harus mengadu pak," ucap laki-laki yang mengenakan kemeja dengan ikat kepala merah.

Menteri Tjahjo mengatakan terhadap massa yang melakukan penghadangan, agar bersabar. Karena duduk permasalahannya harus jelas terlebih dahulu. Semuanya harus ada prosesnya.

"Nanti akan dibantu Pak Gubernur," ucap Menteri Tjahjo.

Sambil memegang pundak laki-laki yang mewakili bebicara dengan Menteri Tjahjo, Syamsuar mengatakan akan mempelajari dahulu apa titik permasalahannya. Karena dirinya dan Edy Nasution belum genap sebulan memimpin Bumi Lancang Kuning.

"Kita nanti akan mempelajari permasalahannya. Setelah itu saya akan laporkan perkembangannya kepada Pak Menteri Tjahjo," ungkap Syamsuar.

Sebelumnya massa melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Riau, Selasa (5/3/2019) kemarin, ratusan massa dari Desa Koto Aman, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, kembali melakukan aksinya dengan berjalan menuju Gedung DPRD Riau, sehingga membuat Jalan Jenderal Sudirman macet, Rabu (6/3/2019) siang.

Ratusan massa ini menagih janji Presiden RI Joko Widodo, yang pernah diucapkannya langsung ketika berkunjung ke Riau beberapa bulan lalu.

Dalam pemberitaan GoRiau.com sebelumnya, Koordinator Lapangan aksi, Dapson, menceritakan bahwa tahun 1991 merupakan awal ketika pihak asing mulai masuk ke tanah mereka.

"Mereka menyerobot lahan kami dengan modus perkebunan kelapa yang pada akhirnya menjadi kebun kelapa sawit," ujar Dapson.

Karena itu, ia bersama masyarakat Desa Koto Aman lainnya tidak akan pulang sebelum Jokowi datang dan menepati janjinya

"Kami menuntut janji Presiden Jokowi yang telah disampaikannya saat ke Riau dulu. Kami nyatakan tidak akan pulang. Sampai pak presiden menepati janjinya," tegas Dapson.

Dapson memaparkan, sebagai Presiden Indonesia, Jokowi pernah mengatakan akan membebaskan 1.500 lahan masyarakat yang dikuasai oleh PT Sekar Bumi Alam Lestari (SBAL) sejak tahun 1991.

"Ini presiden langsung yang bicara, pemimpin negeri ini. Kalau tidak ditepati lalu siapa pemimpin yang bisa kita dengarkan. Buktikan kepada kami," ulasnya. ***