ROKANHILIR - Bakar Tongkang sudah menjadi budaya dan turun temurun dilakukan masyarakat warga Tiongkok yang ada di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Untuk melihat langsung Festival Bakar Tongkang 2019, bagi para pelancong perlu mempersiapkan beberapa hal.

Duta Pariwisata Rohil Tahun 2018, Raja Pahlevi mengatakan kepada GoRiau.com, saat bakar tongkang biasanya cuaca sangat panas dan terik. Bagi para pelancong disarankan mengenakan baju lengan panjang, topi dan tidak lupa membawa handuk kecil.

"Karena cuaca biasanya panas terik, tentu tubuh kita membutuhkan cairan lebih. Untuk itu jangan lupa membawa air minum agar tidak mengalami dehidrasi," kata Raja, Rabu (19/6/2019).

Selain itu, masih dikatakan Raja, pelancong yang mau menyaksikan langsung prosesi bakar tongkang jangan lupa membawa kacamata dan masker. Karena asap dari kayubgaharu yang dibakar sangat menyengat baunya.

"Untuk menghindari bau menyengat perlu pakai masker. Sedangkan asap dan percikan debu dari tongkang yang dibakar akan membuat mata menjadi pedih. Maka siapkan masker dan kaca mata jika mau melihat acara Bakar Tongkang," ungkapnya.

Terkait dimana untuk mendapat masker, sambungnya, bisa dibeli di apotek-apotek terdekat, dan biasanya di pinggir jalan banyak pedagang masker dadakan.

Iven pariwisata nasional ini, jelasnya, memang membuat perekonomian di kampungnya mengeliat. Mulai dari pedagang kecil-kecilan hingga pengusaha hotel dan transportasi, seperti becak motor. Kendati helat tahunan ini membawa berkah, Pahlevi merasa perlu memberi beberapa saran agar kegiatan ini semakin membaik.

"Akomodasi dan perhotelan perlu ditambah. Transportasi becak juga perlu dibenahi, dihias sehingga semakin menarik," ujarnya.

Tempat instagramable, jelasnya lagi, juga harus memadai. Sebab, zaman sekarang semua orang ingin viral di sosial media. Dirinya juga menyinggung masalah SDM masyarakat, terutama bagaimana kreatif sehingga hasilnya bisa mendulang uang. Sebab, setahunya, keutungan atau uang yang beredar di Rohil yang diraih pada Bakar Tongkang tahun 2018 mencapai Rp30 miliar.

"Tahun ini uang beredar akan lebih besar lagi karena jumlah pelancong baik dari luar negeri maupun dalam negeri mencapai angka 75 ribu orang. Tahun sebelumnya 65 ribu pelancong," jelasnya. ***