PEKANBARU - Kematian pria bernama Firzha Hendratno di dalam mobil area parkir Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau masih misterius. Selain banyak keganjilan di mobil tersebut, hasil CCTv juga tidak menunjukkan adanya hal mencurigakan.

Informasi yang diperoleh GoRiau.com, rekaman CCTv di bandara, terutama dekat parkiran tidak terlihat ada hal mencurigakan, misalnya ada orang yang ke luar atau masuk ke mobil tempat Firzha ditemukan tewas secara tidak wajar. Meski demikian, penyelidikan terus berjalan.

Menanggapi itu, Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto tetap optimis. Ia mengatakan, CCTv yang terpasang tidak bisa menggambarkan kejadian secara utuh 24 jam penuh. Jadi terkait tidak adanya terekam orang yang ke luar atau masuk ke mobil tersebut bukan kunci utamanya.

"Hasil evaluasi pertama memang demikian (Tidak ada orang yang ke luar atau masuk mobil saat parkir di bandara, red), namun dapat terbantahkan sementara dengan hasil evaluasi kedua, bahwa CCTv tidak bisa digambarkan secara utuh 24 jam, termasuk situasi malam, apakah yang bersangkutan terpantau 24 jam oleh CCTv," yakin dia.

Sejauh ini aparat berwajib masih berpatokan, bahwa kasus ini pembunuhan dan bukan bunuh diri. Bukan hanya Polresta Pekanbaru saja yang mendalaminya, namun juga melibatkan pihak Polda Riau. "Kita gabungan dengan tim Polda," sebut Kombes Susanto menjawab GoRiau.com, Kamis (2/11/2017) siang.

Sampai kemarin, sudah ada 11 orang saksi yang dimintai keterangannya oleh pihak berwajib untuk mendalami kasus tersebut. "Awalnya kan sudah sembilan orang, kemarin ada dua saksi lagi yang kita minta keterangannya, mereka masih ada hubungan dengan korban," pungkas dia.

Tim gabungan itu juga masih bekerja, dan Susanto meminta doa masyarakat agar kasus kematian Firzha dapat segera terungkap oleh jajarannya dalam waktu secepat-cepatnya, meski terbilang cukup rumit dan misterius.

Diberitakan sebelumnya, Firzha ditemukan tak bernyawa di dalam mobil diparkiran Bandara SSK II Pekanbaru pada Jumat (20/10/2017) siang lalu, dengan kondisi leher dililit lakban. Dekat jasadnya juga ditemukan ada racun serangga (Baygon) dan buku diary.

Awalnya sempat diduga kalau anak muda itu meninggal dunia karena bunuh diri. Namun hasil pengecekan Rumah Sakit Bhayangkara memastikan, faktor kematiannya bukan karena itu. Ditambah pula ditemukan bekas kekerasan tumpul di kepala korban.

Kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto, diduga itu hanya akal-akalan alias cara mengelabui supaya terkesan bunuh diri. ***