SURABAYA - Pakar Hukum Tata Negara, Dr Margarito Kamis mengakui bahwa Peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia nyaris tak banyak diketahui dan mungkin kurang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Hal tersebut disampaikannya ketika menjadi narasumber dalam acara bedah buku La Nyalla Mahmud Mattalitti yang berjudul "Mewujudkan DPD RI Yang Kuat Dan Bermartabat" di Hotel Shangri La, Surabaya, Rabu (7/8/2019) kemarin

Selama ini kata Margarito, DPD RI terbentur dengan ketentuan dalam UUD 1945 yang terlihat seperti menjadi sub ordinat dari DPR. Padahal kata Dia, DPD bisa saja menampilkan dirinya dengan kreasi-kreasi yang diciptakan.

"Pada intinya butuh figur yang begitu terampil yang tidak mengandalkan skema UUD tapi skema politik. Itu saja yang membuat DPD terlihat anggun di permukaan politik," katanya.

Namun dari pengalaman yang ada, Ia merasa anggota DPD masih sangat kurang kreasi, sehingga tidak memberi dampak kepada masyarakat. Selain itu kata Margarito, masih ada beberapa hal yang sifatnya tidak dibutuhkan malah diperjuangkan.

Ia mencontohkan, DPD tidak mampu tampil seperti program ILC di salah satu tv swasta yang setiap minggunya ditunggu oleh masyarakat, karena dirasa lebih mampu memberi tekanan kepada pemerintah untuk merubah kebijakan. Padahal, DPD memiliki anggaran yang besar untuk berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan utamanya.

"DPD miskin kreasi. Bayangkan, program ILC saja tiap minggu orang nunggu dan ILC muncul langsung bisa mengubah kebijakan itu. Masak DPD sebesar itu gak bisa. Ini duit seabrek-abrek gak ada apa-apa," tegasnya.

Selain dibutuhkan kreasi dari pimpinan dan anggota, menurut Margarito juga butuh kerja bersama melalui pemikiran seluruh anggota agar DPD benar-benar menjadi kuat.

Ketika disinggung siapa yang dapat membawa DPD menjadi lebih kuat? Margarito menyebut nama La Nyalla Mahmud Mattalitti. 

Ia menilai, sosok La Nyalla dengan kemampuan yang dimiliki dapat membawa DPD lebih kuat ke depannya. Ia juga mencontohkan bahwa La Nyalla mampu membawa institusi tak beruang seperti PSSI dan Kadin Jatim menjadi lebih berkembang.

"Tanpa adanya kreasi akan sangat sulit membawa institusi seperti itu berkembang. Dan figur La Nyalla saya kira cukup bisa diandalkan. Apalagi, yang sangat hebat dia adalah type pendengar yang baik, bukan type mendikte orang," pungkasnya.***