PEKANBARU -Anggota Komisi IV DPRD Riau, Mardianto Manan mengaku dirinya sangat sedih bahkan sempat menangis melihat beberapa rangka besi tua peninggalan kereta api di Riau yang diambil oleh tukang besi kiloan.

Diceritakan Politisi PAN ini, kejadian tersebut dia saksikan tepat sekitar 10 tahun yang lalu, dimana sewaktu itu dia pulang dengan mobil bus dari Pekanbaru ke kampungnya, Pangean, Kabupaten Kuansing.

"Saya waktu itu naik mobil tambang (bus), tak sempat saya foto, tapi jujur saya menangis waktu itu, melihat peninggalan sejarah seperti itu dijual kiloan," kenangnya kepada GoRiau.com, Sabtu (6/3/2021).

Keberadaan rel kereta api beserta lokomotifnya, jelas Mardianto, merupakan bukti kedigdayaan Riau di masa lalu, dimana Sungai Siak menjadi tempat keluarnya sumber daya alam untuk dibawa ke Singapura.

"Jadi, kereta api itu dari Sumbar, ujungnya itu ada di Pasar Bawah, dekat Sungai Siak. Batubaranya dari Sumbar, kalau lewat laut kan lama sampai di Singapura, makanya dibawa ke Sungai Siak, karena akses ke Selat Malaka hanya memakan waktu 1 hari 1 malam," ujarnya.

Untuk itu, Mardianto sangat berharap kepada pemerintah supaya bisa memberi perhatian lebih benda-benda yang memiliki nilai sejarah tinggi ini. Apalagi, Presiden Indonesia pertama, Soekarno merupakan orang yang sangat menghargai sejarah.

"Banyak agenda yang mesti dilakukan pemerintah untuk merawat itu. Itu bukti kedigdayaan Riau di masa lalu, kalau diambil tukang besi lunak, kan sayang sekali. Soekarno kan pernah bilang Jasmerah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)" tutupnya. ***