PEKANBARU - Ribuan ikan di Sungai Gasib Kecamatan Koto Gasib Kabupaten ‎Siak Provinsi Riau mati tercemar limbah. Di sana, hanya ada  PT Perkebunan Nusantara V yang memiliki pabrik kelapa sawit sehingga masyarakat menduga limbah tersebut berasal dari perusahaan negara itu.

"Selain ikan mati, kami masyarakat Desa Pangkal Pisang dan desa lainnya juga tidak bisa memanfaatkan sungai," ujar mantan Kepala Desa Pangkal Pisang, Hendro Santrioko alias Oko, Kamis (11/4/2019).

Oko menyebutkan, selama ini masyarakat menggunakan air sungai Gasib untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum dan mandi, namun setelah dicemari limbah PTPN V, jadi tidak dapat dimanfaatkan.

"Kalau air sungai kami gunakan untuk mandi dan dikonsumsi, bisa jadi penyakit karena limbah dari PTPN V ini mencemarinya‎," ucap Oko. 

Menurut Oko, limbah perusahaan sawit itu bukan pertama kalinya mencemari sungai Gasib, namun saban tahun kerap terjadi. Padahal, Pemkab Siak juga telah berulang kali ke lokasi mengambil sample dan menegur PTPN V soal limbah tersebut.

"Kami tidak bisa berbuat banyak, sudah kami protes dan laporkan ke Pemerintah Siak tapi tetap juga limbah PTPN V ini mencemari sungai. Dulu perusahaan janji tidak akan terjadi lagi, tapi ini masih juga terjadi," keluh Oko.

Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (P2KLH) Dinas Lingkuhan Hidup Kabupaten Siak, Ardayani membenarkan kejadian itu. Dia mengaku sedang di lokasi PTPN V untuk mengecek pembuangan limbah.

"Jadi begini, ada kolam penampungan limbah PTPN V yang air limbahnya melimpah. Sehingga limbah itu jatuh dan masuk ke aliran sungai Gasib. Iya memang ini sudah beberapa kali, bukan sekali ini saja," kata Ardayani.

‎Ardayani menyebutkan pihaknya sudah meminta PTPN V untuk memindahkan kolam limbah itu agar dibuat jauh dari aliran sungai. Namun hingga saat ini, pihak perusahaan tetap membandel.

"Manajemen perusahaan kan selalu berganti, jadi mereka tidak tahu penyakit perusahaan mereka itu seperti apa. Padahal, limbah mereka inilah yang menjadi persoalan mereka dengan masyarakat yang sudah berulang kali terjadi," kata Ardayani.

Ardayani menjelaskan, penyebab limbah tersebut melimpah dari kolam penampungan PTPN V tersebut, karena ada kesalahan komunikasi antara karyawan yang menjaga kolam dengan pengelola pabrik kelapa sawit. 

"Ada miskomunikasi antara pihak pabrik dengan penjaga kolam. Yang menjaga kolam tidak mengecek bahwa air limbah sudah melimpah, sedangkan yang di pabrik terus mengaliri limbah ke kolam penampungan sehingga melimpah," kata Ardayani. 

Ardayani masih berada di lokasi untuk mengumpulkan sample dan keterangan pihak perusahaan serta masyarakat di sekitar lokasi. "Ini saya sedang jalan kaki dari jalan lintas ke sungai. Karena ada lokasi yang tidak bisa dimasukkan kendaraan," jelasnya.

Sementara itu, Humas PTPN V Lubuk Dalam, Pedoman Ginting saat dihubungi belum menjawab. Pesan yang dikirim juga belum berbalas. (gs1)