PEKANBARU - Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) melakukan perlawanan terhadap kampanye hitam sawit yang dilakukan LSM asing dan Uni Eropa dengan meneken petisi ''Tolak Black Campaign terhadap Sawit''.

Aksi simpatik yang dilakukan seluruh elemen Samade di seluruh Indonesiaitu khusus di Pekanbaru digelar di booth Samade di Car Free Day (CFD) Jl Sudirman Pekanbaru, Minggu (9/12/2018.

Para pengunjung di acara ini, membubuhkan tandatangan dan nama di spanduk berukuran 4x1 meter sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan petani dengan adanya black campign sawit Indonesia.

Ketua DPW  Samade Provinsi Riau, Ir Kawali Tarigan mengatakan, aksi yang mereka lakukan sepenuhnya didasari kesadaran dari para petani dan tanpa paksaan. Sebab, mereka sendiri.selaku petani sawit swadaya, langsung atau tidak langsung, merasakan efek jahat dari black campaign sejumlah pihak terhadap sawit Indonesia.

''Menurut kami, turunnya harga TBS saat ini tidak bisa disebutkan semata-mata disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kita harus akui bahwa aksi black campaign oleh pihak luar serta sejumlah LSM di Indonesia sendiri turut, berpengaruh ke kami ke petani sawit swadaya,'' ujarnya.

Saat ini, tambahnya, harga sawit turun dari Rp600 sampai Rp500 perkilogram, sementara biaya produksi sangat tinggi,'' kata Kawali Tarigan. 

Ia menegaskan, petani sawit swadaya akan jauh menderita bila aksi black campaign sawit itu dibiarkan tanpa ada pencegahan dari pemerintah. Sebab, kata kawali, bila fitnah terhadap sawit dibiarkan, maka publik akan mengangggap fitnah itu benar adanya.

''Jika sudah demikian, maka ini tentu saja berpengaruh kepada pembelian sawit kita oleh pihak asing. Efek lanjutannya, akan terjadi penurunan harga TBS dan yang paling menderita adalah kami, petani sawit swadaya," tegas Kawali Tarigan ***