JAKARTA -- Jumlah korban akibat gempa bumi magnitudo 6,2 yang berpusat di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1/2021) dinihari, terus bertambah. Hingga pukul 11.00 WIB, dilaporkan 8 orang korban meninggal dunia dan 637 orang terluka di Majene.

''Update Jumát, 15 Januari 2020 pukul 11.10 WIB, korban jiwa di Kabupaten Majene 8 orang meninggal dunia, 637 orang luka dan 15.000 orang mengungsi,'' demikian laporan BNPB dalam keterangan pers, Jumat (15/1/2021), seperti dikutip dari Inews.id. 

Menurut data BNPB, belasan ribu orang mengungsi di 10 titik,  di antaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa lembang dan Desa Limbua.

Sementara BPBD Majene menginformasikan, pasca gempa terjadi longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju sehingga akses jalan terputus.

Sebanyak 62 unit rumah rusak, 1 unit Puskesmas rusak berat dan 1 kantor Danramil Malunda rusak berat. Listik padam dan komuikasi selular terputus.

BPBD setempat sedang melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut, tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.

Perawat Terkubur

Sebelumnya diberitakan, Rumah Sakit (RS) Mitra Manakarra di Mamuju, Sulawesi Barat, hancur diguncang gempa magnitudo (M) 6,2, Jumat (15/1/2021).

Dikutip dari Sindonews.com, sejumlah perawat, pasien dan keluarga pasien dilaporkan terkubur reruntuhan RS Mitra Manakarra.

Aparat gabungan masih berusaha mengevakuasi para korban dari reruntuhan bangunan. Evakuasi dilakukan dengan alat seadanya karena alat berat belum tiba.

''Sebelumnya kepanikan terjadi saat gempa berkekuatan 6,2 SR mengguncang Majene. Sejumlah perawat berhamburan keluar RS Mitra Manakarra, namun dalam hitungan menit rumah sakit tersebut telah roboh. Infonya ada enam orang tertimbun, dua orang perawat, pasien dan keluarga pasien,'' ungkap Yusuf, warga setempat, Jumat.

Sementara Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa M 6,2 ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makassar, Sulawesi Selatan.

''Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti,'' kata dia.

Sedangkan IV MMI, skala ini menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.

Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Berikutnya II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

''Terkait dengan gempa M 6,2 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan parameter gempa terjadi pada pukul 01.28 WIB yang berpusat 6 km timur laut Majene. Pusat gempa memiliki kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami,'' timpalnya.

BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa.***