PEKANBARU - Kolaborasi dari band jazz melayu Geliga bersama tiga musisi nasional Bonita, bassis Bintang Indrianto dan gitaris Kadek Mahardika menjadi penutup yang apik dalam penyelenggaraan Riau Festival 2019 di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis malam (11/4/2019).

Sebanyak enam lagu yang dilantunkan para musisi di panggung kreatif di pelabuhan tua Pelindo1 seakan menghangatkan para penonton disaat Kota Pekanbaru diguyur hujan deras malam itu.

Eri Bob dkk dari Geliga terlihat berpadu kompak dengan tiga bintang tamu, padahal mereka tidak punya waktu banyak untuk latihan sebelumnya. Puncak penampilan mereka adalah ketika memainkan lagu tradisional Melayu berjudul Tanjung Katung, yang diaransemen dengan gaya jazz melayu.

Penonton mengaku puas dengan hiburan musik di panggung Riau Festival karena konsep panggung terbuka sangat unik, berada di tepi sungai dan menghadap Jembatan Marhum Bukit. Selain itu, penyelenggara juga serius menyiapkan kualitas pelantang suara yang pada festival tersebut menggandeng Madas Enterprise.

"Puas banget nonton penampilan musisinya, apalagi suara dari speakernya bagus banget untuk konser luar ruangan seperti ini," kata Erhan, warga Bengkalis.

Bassis Bintang Indrianto mengatakan jazz melayu yang dikembangkan oleh komposer Eri Bob dengan membentuk band Geliga, merupakan keunikan dan "kekayaan" di bidang musik dari Riau.

"Geliga itu unik, saya hanya dua kali latihan sudah bisa merasakan lagu mereka dan ini jadi kolaborasi menarik," katanya.

Bagi Bintang Indrianto, jazz melayu bisa dikategorikan genre musik yang langka dan sudah seharusnya dilestarikan. "Jazz melayu termasuk langka harus ada penerusnya, dan itu asli dari sini," katanya.

Gitaris senior Indonesia, Kadek Rihardika mengatakan baru pertama kali berkolaborasi dengan Geliga memainkan jazz melayu. Ia mengatakan genre musik yang dimainkan Geliga unik karena jazz selama ini dikenal sebagai musik dari Amerika Serikat yang dipopulerkan orang kulit hitam di sana.

"Di Indonesia ada jazz dan melayu itu berkombinasi, tidak ada itu di luar sana. Saya cuma tahu komposer jazz melayu hanya Eri Bob," katanya.

Kadek berharap Riau Festival bisa diselenggarakan rutin karena punya keunikan menggabungkan wisata sejarah (heritage) kota tuanya Pekanbaru dengan hiburan modern. "Festival ini sudah punya benang merah, yaitu heritage, dan itu unik dan harus dipertahankan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Riau Fahmizal Usman yang datang ke festival sejak sore mengatakan, sangat menikmati acara tersebut bahkan sempat berkeliling menjelajahi Kampung Bandar yang juga jadi lokasi Riau Festival. Ia mengaku terkesan karena warga dilibatkan sehingga bisa ikut menikmati langsung manfaat acara tersebut.

"Saya harap Riau Festival ini bisa digelar rutin, ini sudah bagus," kata Fahmizal. ***