SEBELUM mengenal Islam, Silvia Constanza Romano tidak memercayai adanya peran Tuhan mengatur alam semesta ini. Silvia baru meyakini bahwa Tuhan itu ada justru ketika dirinya ditawan oleh penculiknya.

''Kalau Tuhan itu ada dan Dia baik, mengapa ada bencana? Mengapa ada musibah? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang pernah saya pikirkan ketika belum mengenal Islam,'' kata Silvia seperti dikutip dari Republika.id yang melansir La Luce, Rabu (20/1/2021).

Silvia yang aktif sebagai relawan kemanusiaan tak pernah berpikir suatu saat ia akan memeluk sebuah agama, apalagi Islam.

Wanita berusia 26 tahun itu mengungkapkan masa lalunya yang 'kering' sebelum memeluk Islam. Saat itu, dia selalu sinis terhadap pandangan orang-orang yang memeluk sebuah agama atau minimal percaya kepada Tuhan.

Meski demikian, Silvia tak sama sekali menyakiti ataupun mengganggu orang-orang beragama ketika melakukan aktivitas ibadah.

Meski tidak mengganggu aktivitas mereka yang menjalankan ibadah, Silvia mengaku kerap berpandangan negatif kepada Islam. Misalnya, ketika ia melihat Muslimah yang mengenakan hijab dan cadar. Ketika itu, Silvia merasa apa yang dilakukan para Muslimah adalah bentuk penindasan dari ajaran agama yang keliru.

Pada akhirnya perjalanan Silvia bertemu dengan hidayah Allah justru dengan cara yang tidak disangka-sangka. Ketika itu, Silvia tengah menjalankan misi kerelawanannya di Kenya, Afrika.

  ''Saya mulai berpikir mengapa saya datang ke sini untuk menjadi sukarelawan? Saya melakukan sesuatu yang baik, mengapa ini (penculikan) terjadi pada saya?''

Dia ditawan dan dijebloskan ke penjara. ''Ketika saya diculik pada November 2018, saya mulai berpikir mengapa saya datang ke sini untuk menjadi sukarelawan? Saya melakukan sesuatu yang baik, mengapa ini (penculikan) terjadi pada saya? Apa kesalahan yang telah saya perbuat?'' kata wanita yang lahir di Milan, Italia itu.

Dari pertanyaan-pertanyaan itu, kata dia, sesungguhnya Allah tengah membimbingnya menuju ke dalam perjalanan spiritual. Sesampainya di penjara, Silvia untuk pertama kalinya berpikir tentang adanya Tuhan.

Tanpa sadar, ia bertanya-tanya sendiri apakah yang menimpanya adalah akibat dari sebuah kesalahan yang pernah ia perbuat pada Tuhan.

''Saya berpikir, mungkin Allah sedang menghukum saya. Dia menghukum saya atas dosa-dosa saya, karena saya tidak percaya kepada-Nya, karena saya terlalu jauh dari-Nya,'' ujarnya.

Waktu pun berlalu, hari-hari Silvia di penjara diisi dengan beragam muhasabah. Suatu malam di penjara Somalia, dia mengenang momen di saat mendengar serangan udara drone. Kala itu, ia sangat terkejut dan berpikir bahwa ajalnya akan segera tiba. Dari sanalah ia mulai berdoa dan memohon kesempatan untuk diberikan kehidupan kepada Tuhan.

Saat itu, ia melihat Alquran dan mengambilnya. Saat pertama kali berinteraksi dengan Alquran, Silvia membutuhkan waktu dua bulan untuk memahaminya. Dia pun merenung lebih dalam tentang apa yang dibacanya.

Lambat laun, Silvia pun semakin rajin menelaah Alquran. ''Setiap hari, saya merasakan kebutuhan iman yang kuat tiap membacanya. Sampai akhirnya saya memutuskan memeluk Islam,'' ujarnya.

Setelah memutuskan bersyahadat, Silvia menambahkan Aisha pada pangkal namanya dan menghilangkan Constanza. Sehingga jadilah nama lengkapnya Aisha Silvia Romano.

   Sebelum memeluk Islam, Silvia mengaku pernah membaca beberapa ayat dari Alkitab. Ia juga mencoba mempelajari poin-poin umum antara agama Kristen dan Islam. Namun bagi Silvia, ayat-ayat Alquran-lah yang justru mengguggahnya dalam menemukan jalan Allah SWT.

Sebelum menjadi Muslim, Silvia pernah mempelajari surah al-Anfal ayat 70, Allah berfirman: ''Wahai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu, 'Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil darimu dan Dia akan mengampunimu'. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.''

Perjalanan sebagai relawan yang membawanya sebagai tawanan justru mengingatkan Silvia akan ayat tersebut. ''Sepertinya ayat ini berbicara langsung kepada saya. Dan saya semakin percaya bahwa Allah itu Mahakuasa,'' kata dia.  

''Sepertinya ayat ini berbicara langsung kepada saya. Dan saya semakin percaya bahwa Allah itu Mahakuasa.''

Setelah menjalani 18 bulanan penahanan, Silvia akhirnya diselamatkan melalui operasi yang diadakan pada 8- 9 Mei 2020 silam. Silvia Romano kemudian tiba di Bandara Siampino, ibu kota Roma, dengan dijemput jet pribadi milik Pemerintah Italia.***