JAKARTA - Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang mengimbau kepada pihak kemanan khususnya Polri agar bersikap persuasif kepada pihak yang melakukan aksi atau unjuk rasa di Manokwari, Papua.

Dengan sikap itu, Oesman Sapta Odang itu yakin, bakal menghadirkan ketenangan. Bukan ketegangan.

"Jadi pahami dulu semua kejadian, jangan mudah mmebuat statmen yang bisa menimbulkan kericuhan, secara pribadi dan lembaga, dengan berhentinya aksi demo tadi, saya yakin warga papua sudah paham dan sadar bahwa semua harus diselesaikan dengan pikiran tenang, dingin tanpa kekerasan," katanya usai menerima kunjungan Duta Besar Kazakhstan untuk Republik Indonesia Daniyar Sarekenov di Gedung Nusantara III lantai 8, Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (19/8).

OSO juga mengimbau, seluruh masyarakat Papua baik yang ada di Manokwari dan Provinsi lain, untuk bijak menyikapi kejadian di Malang, Surabaya dan Manokwari. "Semua harus menanhan diri, kita harus sadar, kita semua ini anak-anak bangsa, jangan mau dipecah belah. Untuk para elit juga jangan mudah mengungkapkan pernyatan-pernyatan provokatif maupun memberikan kabar hoax yang bisa meresahkan warga," tegasnya.

Karena itu, Wakil Ketua MPR itu juga berharap kepada pers ikut memberikan ketenangan. Tidak justru menggoreng dan menambah ruwet isu kericuhan di Manokwari, Papua.

"Saya berharap, pers bertanggungjawab dan bersikap bijak. Jangan membuat pemberitaan yang bisa menyulut kericuhan dan membakar emosi warga di sana," ujar OSO.

Diketahui, kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019). Dalam kerusuhan itu massa membakar gedung DPRD Papua Barat. Akibatnya, sejumlah ruas jalan ditutup. Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos Sudarso. Peristiwa ini, berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Tak hanya membakar Gedung DPRD, massa yang mengamuk kemudian menyampaikan protes dengan menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk sebagai bentuk protes. Massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk membuat memblokade jalan.***