JAKARTA - Maraknya berita mengenai bayi Debora yang meninggal pada hari minggu kemarin menjadi perhatian masyarakat. Debora meninggal setelah dilarikan ke Rumah Sakit.

Bayi Debora memiliki riwayat lahir premature, keadaan gizi yang kurang baik dan riwayat penyakit jantung bawaan (PDA). Jantung merupakan organ vital yang berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Sangat banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan dan fungsi jantung mulai dari gaya hidup, hingga faktor genetik seseorang. Namun, cacat jantung pada bayi seringnya terjadi sejak bayi masih dalam kandungan, sehingga ia dilahirkan dengan kondisi memiliki kelainan jantung kongenital.

Berikut paparan GoNews.co, yang bekerjasama dengan Hello Sehat (hellosehat.com).

Apa Itu Kelainan Jantung Kongenital?

Kelainan jantung kongenital atau cacat jantung bawaan adalah kondisi struktur jantung yang tidak sempurna. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja jantung dalam menjaga aliran darah. Namun, tidak semua orang mengalami gejala atau gangguan fungsi jantung jika ia dilahirkan dengan kelainan jantung kongenital.

Cacat jantung pada bayi ditandai dengan warna kebiruan pada kuku, kulit dan bibir. Sedangkan masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan karena kelainan jantung kongenital ini dapat berupa gangguan pertumbuhan dan asupan nutrisi, serta beberapa gejala seperti sering sesak napas, pusing, dan mudah merasa lelah.

Masalah kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat aktivitas penderita jantung bawaan, dan dapat muncul pada umur yang bervariasi bahkan menetap hingga dewasa.

Apa yang terjadi pada bayi penderita cacat jantung bawaan?

Pada dasarnya, cacat jantung pada bayi yang merupakan penyakit bawaaan disebabkan olehketidaksempurnaan struktur jantung, seperti adanya lubang dan katup yang tidak dapat menutup dengan sempurna.

Beberapa jenis kelainan struktur jantung dapat dibedakan sebagai berikut:

Kelainan katup jantung – menyebabkan gangguan aliran darah; jika katup terlalu sempit maka darah tidak dapat mengalir dengan lancar, dan jika katup tidak dapat menutup dengan sempurna maka terjadi kebocoran aliran darah dan darah kembali mengalir ke belakang.

Kelainan dinding jantung – terjadinya kebocoran dinding pemisah jantung sebelah kiri dan kanan sehingga darah yang masuk bercampur dengan darah yang akan keluar dari jantung.

Kelainan otot jantung – menyebabkan jantung tidak memompa darah dengan seharusnya, hal ini berisiko menyebabkan gagal jantung.

Kelainan pembuluh darah – menyebabkan aliran darah abnormal dari jantung menuju organ vital lainnya atau sebaliknya. Hal ini juga dapat menyebabkan gagal jantung.Faktor pada ibu hamil yang meningkatkan risiko cacat lahir pada bayiTidak diketahui secara pasti mengapa bayi dapat dilahirkan dengan kondisi jantung yang tidak sempurna.

Namun, beberapa kondisi ibu saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan cacat jantung, di antaranya sebagai berikut:

1. Faktor genetikCacat jantung pada bayi lebih mungkin terjadi pada keluarga dengan riwayat kelainan jantung yang sama. Baik faktor genetik suami maupun istri dapat meningkatkan risiko perkembangan bayi jantung abnormal pada bayi. Meskipun demikian, interaksi faktor lainnya saat kehamilan juga dapat berpengaruh.

2. Hubungan darah antara ibu dan ayah (kosanguinitas)Perkawinan dengan hubungan kekerabatan yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko berbagai kelainan bawaan, salah satunya kelainan jantung kongenital. Dalam suatu penelitian di Pakistan, bayi yang dilahirkan dari pasangan konsanguinitas secara signifikan memiliki risiko 2,59 kali untuk mengalami cacat pada jantung.

3. Riwayat sindrom metabolik pada ibu hamilKondisi gula darah tidak terkontrol, atau diabetes dan obesitas saat sebelum dan sesaat menjalani kehamilan, dapat mengganggu perkembangan janin sehingga dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung kongenital.

4. Infeksi campak jerman (rubella)Infeksi rubella dapat menghambat perkembangan jantung pada janin. Vaksinasi rubella sebelum hamil adalah cara yang paling tepat mencegah hal tersebut.

5. Minum obat tertentu saat hamilBeberapa obat saat hamil dapat meningkatkan risiko perkembangan janin yang tidak sempurna, seperti obat untuk meredakan kejang, obat ibuprofen, obat jerawat dengan isotretinoin, obat topikal dengan retinoid, serta obat anti-depresi yang mengandung lithium. Selain itu, beberapa jenis antibiotik dan obat antiviral yang dikonsumsi saat ibu hamil pada trimester pertama juga meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat jantung bawaan.

6. Kondisi Phenylketonuria (PKU)Ibu hamil dengan riwayat kondisi PKU yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bayi yang dikandungnya mengalami kelainan jantung kongenital. Namun hal ini dapat diatasi dengan menerapkan pola makan yang sesuai dengan membatasi konsumsi protein.

7. Penggunaan rokok dan narkobaBeberapa penelitian yang dilansir pada halaman American Heart Association menunjukkan penggunaan narkoba dengan jenis kokain dan ganja oleh ibu hamil dapat meningkatkan risiko dua kali lipat untuk memicu cacat jantung pada bayi. Hal yang sama juga ditemukan pada ibu hamil yang memiliki kebiasaan merokok.

8. Paparan bahan kimiaHal ini dapat terjadi dengan sangat mudah melalui saluran pernapasan dan kulit. Terdapat beberapa jenis bahan kimia yang dapat mengganggu perkembangan janin dalam kandungan, di antaranya: Pelarut organik – seperti cat, pewarna, dan cairan thinner, Zat kimia agrikultur – seperti pestisida, herbisida, dan rodentisidaPolutan udara – paparan asap sepeti zat monoksida yang terjadi terus menerus selama 3-8 minggu masa kehamilanPolutan air – seperti trichloroethylene (TCE), jenis pelarut yang sering digunakan dalam industri tekstil. Kelainan genetik pada bayi juga dapat memicu cacat jantung.

Selain kondisi orangtua bayi, cacat jantung bawaan juga dapat terjadi jika bayi mengalami kondisi tertentu, di antaranya:1. Kelainan genetik tunggal  (mutasi gen)Hal ini dapat mempengaruhi pembentukan organ dan kesehatan seorang inidividu. Beberapa kelainan genetik tunggal dapat meningkatkan risiko jantung bawaan, di antaranya: Marfan syndrome, Smith-Lemli-Opitz syndrome, Ellis-van Creveld syndrome, Holt-Oram syndrome, Noonan syndrome, Mucopolysaccharidoses, Alagille syndrome.

2. Kelainan kromosom. Kromosom merupakan struktur pembawa materi genetik yang akan menentukan pembentukan organ. Sekitar 30% cacat jantung pada bayi disertai dengan kelainan kromosom bayi. Berikut beberapa jenis kelainan kromosom yang dapat berdampak pada perkembangan jantung bayi: Down syndrome (trisomy 21, Trisomy 18 and trisomy 13, Williams syndrome, Turner’s syndrome, Cri-du-chat syndrome, Wolf-Hirshhorn syndrome, DiGeorge syndrome (22q11). ***