PASIRPENGARAIAN - Jika anda pernah mengunjungi Sumatera Utara, khususnya kota Medan tentunya sudah tak asing dengan kain khas bernama Ulos.

Bicara soal Ulos, tak akan jauh dari soal budaya bangsa. Karena Indonesia adalah negara yang kaya bahasan dan kajian, sangat banyak objek yang menarik untuk dibahas.

Ulos adalah kain ciri khas Sumatera Utara yang dikenal sebagai peninggalan para leluhur suku Batak. Ulos merupakan salah satu kain dari ribuan kain tradisional yang ada di negeri ini. Wajar saja jika bangsa indonesia perlu diingatkan dengan semboyan bhineka tunggal ika.

Karena apabila masing-masing hanya bangga pada kebudayaan sukunya saja,akan menimbulkan paham chauvinisme yang mengancam keutuhan NKRI.

Untuk itu, sebagai warga indonesia yang mencintai keutuhan NKRI idealnya mengetahui ciri khas budaya suku lain untuk memupuk rasa cinta dan bangga pada negara Indonesia yang berbineka. Misalnya saja mengetahui kain ulos,kain khas suku batak.

Hal ini diungkapkan Ketua DPC Demokrat Rokan Hulu yang juga Ketua DPRD Rokan Hulu Riau, Kelmi Amri.

Sebagai kader Demokrat kata dia, dirinya pun wajib turut melestarikan budaya sebagai wujud komitmen partainya untuk menjaga keutuhan NKRI.

Memang, kain ulos adalah sebuah kain yang menjadi salah satu kekayaan suku batak, bukan cirikhas masyarakat Rokan Hulu. Tapi selain Melayu, Jawa dan Minang, suku Batak juga sudah menjadi bagian dari masyarakat Rokan Hulu sejak lama.

"Keaneka ragaman Budaya dan Adat Istiadat inilah yang mempersatukan kita. Dari semua suku yang ada. Dengan berbeda justeru kita bisa bersatu," ujarnya.

Kelmi pun terlihat gagah mengenakan kain Ulos khas Batak di acara "Mandai Ulu Taon". Yang merupakan acara tahunan masyarakat adat Mandailing Napitu Huta yang digelar untuk mengenang perjuangan Boru Namora Suri Andung Djati.

Kelmi Amri yang juga dikenal sebagai "Sahabat Semua Suku" itu mengatakan, bahwa kain Ulos tidak hanya sebatas kain biasa, tetapi dapat dijadikan simbol khusus bagi para pemakainya.

"Kalau kata orang kita Batak, kain ini diyakini sebagai sumber kehangatan bagi suku batak selain matahari dan api," tukasnya.

Untuk melestarikan budaya tersebut, ia menyarankan agar kain ulos ini juga diaplikasikan pada baju-baju yang biasa dipakai sehari-hari. Seperti kain batik yang sekarang banyak dipadupadankan dengan pakaian kerja sebagai assesoris.

"Karena dengan cara tersebut, secara tidak langsung telah melestarikan budaya dan memperkenalkan warisan budaya yang sangat berharga dan sebagai simbol jati diri bangsa kepada anak cucu kita,".

Beberapa waktu lalu, Pendiri Partai Demokrat yang juga Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono atau akrab disapa SBY, juga menyerukan agar semua lapisan masyarakat, termasuk kader Demokrat untuk menjaga budaya asli Indonesia.

Hal ini disampaikan saat melakukan dialog dengan warga Bojonegoro, Jawa Timur, di Griya MCM, Jalan Pemuda, Rabu (4/4/2018) lalu.

"Tradisi, nilai, dan karakter budaya itu harus kita jaga. Oleh karena itu, menjaga dan mengembangkan budaya apapun namanya itu menjadi penting," ujarnya.

Karena kata SBY, anak-anak muda Indonesia harus mulai dibangun karakternya, wataknya, akhlaknya, dan termasuk dengan pengenalan terhadap adat istiadat serta Budaya.

Oleh karena itu sambungnya, kader Demokrat di seluruh daerah, wajib hukumnya melestarikan dan mempromosikan budaya masing-masing.

"Negara itu jangan hanya memikirkan politik atau militer saja, bangsa yang besar, yang teduh dan harmonis, adalah bangsa yang mendukung budaya," pungkas pak Beye. ***