PEKANBARU - Jenazah Pembantu Letnan Dua Anumerta Rama Wahyudi, prajurit TNI AD yang menjadi bagian dari pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang meninggal dunia saat bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo dijadwalkan tiba di Kota Pekanbaru pada Jumat (3/6) mendatang.

Komandan Resor Militer 031 Wirabima Brigjen TNI Brigadir Jenderal M Syech Ismed kepada Antara di Pekanbaru, Rabu mengatakan jenazah prajurit dari satuan Detasemen Peralatan 14 Pekanbaru Komando Distrik Militer I Bukit Barisan akan tiba di Indonesia pada Kamis malam (2/6).

"Insya Allah jenazah sampai di Indonesia besok malam," ujarnya.

Selanjutnya, pada Jumat pagi keesokan harinya, dia mengatakan jenazah akan langsung diterbangkan ke Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Pada hari yang sama, Pelda Anumerta Rama Wahyudi akan dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP) Pekanbaru.

"Jika tidak ada hambatan itu hari Jumat pagi sampai di Pekanbaru. Pemakaman Jumat pagi, kita terima di Bandara, bawa ke rumah duka dan kemudian di makamkan di TMP Pekanbaru," ujarnya.

Rama Wahyudi yang sebelumnya berpangkat Sersan Mayor merupakan prajurit angkatan darat asal Kabupaten Kampar, Riau. Rama gugur usai serangan kelompok bersenjata saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika pada 22 Juni 2020 lalu.

Selain mendapat penghargaan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, Ismed juga mengatakan jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Pekanbaru.

Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi M P Sibuea, mengatakan Serma Rama Wahyudi gugur karena serangan kelompok bersenjata saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika.

"Gugurnya prajurit TNI atas nama Serma Rama Wahyudi dan satu orang prajurit TNI yang terluka diakibatkan oleh serangan kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika pada Senin (22/6) pukul 17.30 waktu setempat," kata Sibuea dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.

Peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.

"Namun, ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base), terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo," kata Sibuea.

Serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo.

Serma Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri, sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma Monusco. ***